Perludem Minta KPU Pertimbangkan Aplikasi Tampilkan Data Pemilu 2024 yang Bisa Diunduh
JAKARTA - Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Khoirunnisa Nur Agustyati mendorong penyelenggara pemilu, seperti Komisi Pemilihan Umum (KPU) agar transparan menghadirkan data pemilu untuk meningkatkan partisipasi publik, khususnya anak muda pada Pemilu 2024.
Hal itu disampaikan Ninis, panggilan akrab Khoirunnisa, dalam diskusi bertajuk "Pemilu Asik, Menyatukan Indonesia", Kamis 28 Juli.
“Penyelenggara pemilu harus terbuka dengan datanya karena melalui transparansi atau keterbukaan akan menimbulkan partisipasi,” kata dia.
Transparansi data, lanjut dia, sepatutnya tidak hanya disajikan di laman resmi KPU dengan bentuk dokumen yang tidak dapat diolah kembali, tetapi disajikan di media-media lain dengan data yang mampu diolah dalam berbagai bentuk kreasi.
Adanya peningkatan partisipasi melalui keterbukaan data, lanjut Ninis, dibuktikan melalui pengalaman Perludem dalam mendorong transparansi data pemilu di KPU pada Pemilu 2014 dan 2019.
Baca juga:
- Anies Akhirnya Banding Putusan PTUN Soal UMP DKI, PDIP: Masalah Jadi Berkepanjangan
- Kuasa Hukum Mardani Maming: Kami Siap Hadapi Proses Hukum dan Tetap Ikhtiar
- Kondisi Mulai Membaik, Roy Suryo Siap Diperiksa Sebagai Tersangka Kasus Meme Borobudur Hari Ini
- Seragam Pegawai BPN Pakai Baret dan Tongkat Komando, Politikus Ini Kritik Hadi Tjahjanto: Wibawa dan Respect Bukan karena Baju!
Saat itu, katanya, Perludem mendorong KPU agar tidak hanya transparan atau menyajikan data pemilu secara terbuka di laman resmi mereka, seperti mengenai peserta pemilu calon anggota legislatif, tetapi menyajikan data yang dapat diolah kembali oleh publik.
“Biasanya, data calon legislatif (caleg) itu bentuk dokumennya adalah PDF atau image. Itu sulit untuk diolah lagi. Kami mendorong agar data-data ini bisa diolah lagi. Pada waktu itu, kami mengajak teman-teman developer (pengembang) muda untuk kemudian mengolah data ini menjadi sebuah aplikasi yang bisa diunduh di gawai,” ungkap Ninis disitat Antara.
Melalui cara seperti itu, papar dia, publik, khususnya anak muda akan menilai pemilu merupakan suatu hal yang menyenangkan sehingga mereka semakin tertarik untuk berpartisipasi di dalamnya.
“Dengan keterbukaan, maka timbul partisipasi-partisipasi seperti itu. Dengan anak muda yang jumlahnya banyak dan pengguna media sosial yang tinggi, ini butuh upaya untuk memudahkan mereka mendapat informasi,” ucap Ninis.
Dia menyampaikan upaya peningkatan partisipasi publik, khususnya anak muda pada Pemilu 2024, tidak hanya berpusat pada sosialisasi mengenai hari-H pemungutan suara atau jenis pemilihan yang ada, tetapi mencakup sosialisasi tentang para peserta pemilu, program partai politik, dan rekam jejak calon anggota legislatif.