Anthony Joshua Sebut Dirinya Tidak Dihormati sebagai Juara karena Cintanya kepada Ratu Elizabeth dan Teh
JAKARTA - Petinju Inggris Anthony Joshua (AJ) meyakini karena rasa cintanya kepada teh, biskuit, dan Ratu Elizabeth II, dia tidak pernah menerima rasa hormat sebagai raja KO kelas berat.
Hanya dalam waktu tiga tahun dan 16 pertarungan profesional, juara Olimpiade 2012 itu dengan cepat meraih gelar juara dunia IBF dan menang atas Wladimir Klitschko di Wembley pada 2017.
Namun, penggemar Amerika Serikat tidak menyukai pria asal Watford itu ketika bos WBA, IBF, dan WBO gagal mengatur pertarungannya melawan juara WBC Alabama saat itu, Deontay Wilder.
Karier dan reputasi Joshua di AS juga hancur ketika debutnya di Amerika pada 2019 melawan Andy Ruiz Jr. berakhir dengan kekalahan.
Baca juga:
- Buat Lompatan Tiga Kali Tinggi Peter Crouch, Atlet Swedia Armand Duplantis Pecahkan Rekor Dunia
- Kisah Petarung ONE Championship asal Amerika Serikat Belajar Banyak Budaya, Termasuk Bahasa Indonesia
- Witan Sulaeman Sepakat Mengakhiri Kontrak Lebih Cepat, Lechia Gdansk: Pemain Memiliki Kebebasan Mencari Klub Baru
- Meski Dipisah untuk Kejuaraan Dunia 2022, Apriyani/Fadia Jadi Andalan di Olimpiade 2024
Tapi AJ (32) percaya dia selalu kurang dihargai di Inggris karena reputasinya yang dianggap lebih mencintai teh dan Ratu ketimbang pertempuran sengit.
Menurut The Sun, Rabu, Joshua menyatakan sebelum pertandingan ulang 20 Agustus dengan Oleksandr Usyk: "Saya merasa seperti saya tidak pernah mendapatkan rasa hormat itu. Ketika saya datang ke divisi ini, itu mendera dan saya pikir 'biarkan saya masuk ke permainan ini dan menghadapi siapa pun dan semua orang, tidak masalah siapa'."
"Mungkin karena saya orang Inggris sehingga tidak ada yang menghormati saya. Saya ingin membawa divisi kelas berat ke Inggris dan menunjukkan bahwa kami solid. Karena saya pikir terkadang orang hanya berpikir kami minum teh dan makan biskuit dan duduk dengan Ratu," tambah Joshua.