Kremlin Sebut Presiden Putin Tidak akan Hadiri Pemakaman Shinzo Abe, Perwakilan Rusia Ditentukan Kemudian
JAKARTA - Presiden Rusia Vladimir Putin tidak berencana mengunjungi Jepang untuk menghadiri pemakaman kenegaraan mantan Perdana Menteri Shinzo Abe, Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kepada wartawan pada Hari Senin.
"Tidak, Presiden Putin tidak memiliki rencana untuk mengunjungi Jepang, untuk berpartisipasi dalam pemakaman. Tingkat (partisipasi) akan ditentukan nanti. Putin tidak akan pergi," katanya menjawab pertanyaan dari TASS, seperti dikutip 25 Juli.
Terpisah, pada konferensi pers reguler pada Hari Senin, Wakil Kepala Sekretaris Kabinet Seiji Kihara mengatakan, Tokyo telah memberi tahu semua negara yang memiliki hubungan diplomatik, termasuk Rusia, tentang tanggal dan tempat pemakaman kenegaraan.
Diketahui, Pemerintah Jepang sebelumnya telah menyetujui keputusan untuk mengadakan pemakaman kenegaraan pada 27 September untuk Abe, yang tewas dalam serangan 8 Juli.
Upacara, yang diperkirakan akan dihadiri oleh sejumlah besar delegasi asing, termasuk kepala negara, akan diadakan di Budokan Arena (Balai Seni Bela Diri) di Tokyo, dekat Istana Kekaisaran.
Pekan lalu, surat kabar Mainichi melaporkan, mengutip sumber-sumber pemerintah, Jepang tidak bermaksud mengundang Presiden Putin ke pemakaman Abe. Ini menekankan sebagian disebabkan oleh fakta, Jepang telah melarang pejabat Rusia memasuki negara itu sebagai bagian dari sanksi yang dijatuhkan karena situasi di sekitar Ukraina.
Baca juga:
- FSB Sebut Rencana Ukraina Membajak Pesawat Angkatan Udara Rusia Didukung Intelijen Inggris
- Hancurkan 50 Gudang Amunisi Rusia dengan HIMARS dari AS, Menhan Ukraina: Potong Rantai Logistik dan Hilangkan Kemampuan Tempur Mereka
- Susul AS serta Kanada, Uni Eropa dan Tiga Negara Ini Setujui Vaksin Cacar Monyet Bavarian Nordic
- Telak! China Sebut AS Perlu Memajukan Perdamaian di Ukraina, Bukan Melabeli Rusia Sebagai Negara Teroris
Mendiang Abe dan Presiden Putin diketahui memiliki hubungan yang hangat dan bersahabat selama kepemimpinannya. Mereka bertemu sebanyak 27 kali dan saling menyapa dengan nama depan.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan pada tahun 2020, setelah Abe mengundurkan diri sebagai perdana menteri, bahwa hubungan antara kedua pemimpin "benar-benar bersahabat, saling menghormati dan berdasarkan simpati pribadi."