Tekan Kenaikan Harga Ayam, Pengusaha Minta Pemerintah Kurangi Impor dan Lirik Produsen Lokal

JAKARTA - Rencana Kementerian Pertanian (Kementan) yang terus meningkatkan bibit betina produktif ternak ayam, perlu lebih memperhatikan produksi lokal. Pasalnya, Indonesia sudah menjadi yang pertama untuk menciptakan bibitnya bibit ayam yang lebih dikenal dengan nama Great Grand Parent Stock (GGP) di Asia.

Founder PT Putra Perkasa Genetika Renaldy Anggada menuturkan, ayam yang dihasilkan dari bibit tersebut memiliki kekebalan tubuh yang lebih baik dibandingkan dengan bibit ayam yang berasal dari negara lain. "Karakteristik ini membuat bibit ayam dari Indonesia cocok terhadap iklim tropis yang ada di Indonesia," tutur Renaldy dalam keterangannya, Kamis 21 Juli.

Seperti diketahui, Kementan mencangkan untuk mengadakan bibit betina produktif ternak ayam tahun ini sebesar 18,3 juta ekor dan meningkat 18,97 juta di 2023 dan 19,51 juta pada 2024.

Melihat rencana itu, Renaldy menilai, pemerintah perlu supply grand parent stock (GPS) untuk mencapai target tersebut sebagaimana tertuang dalam perubahan kedua Rencana Strategis Kementerian Pertanian tahun 2020-2024.

“Kedepan pemerintah perlu tetap memperhatikan potensi tersebut guna perkembangan industri peternakan yang mandiri dan berdaya saing. Hal ini tentu saja sesuai dengan harapan Bapak Presiden Joko Widodo yang menekankan pentingnya menyerap produk hasil dari dalam negeri, ya salah satunya adalah GGP ayam broiler unggul tersebut," ujarnya.

Saat ini, Indonesia masih sangat bergantung dengan bibit ayam impor dari luar negeri. Sehingga, harga ayam sesungguhnya akan sangat bergantung dengan situasi ekonomi dunia.

Menurut Renaldy, untuk menekan peningkatan harga ayam di Indonesia, pemerintah diharapkan menekan angka impor bibit ayam dari luar negeri dan percaya dengan produksi lokal. Hal tersebut dilakukan agar dapat menjaga harga pasar ayam broiler.

"Dengan menggunakan bibit ayam lokal, harga bibit ayam bisa ditekan lebih murah dan dapat menurunkan harga ayam di pasar Indonesia. Cara itu tentu bisa ditempuh guna menekan angka impor bibit ayam," ungkap Renaldy.

Pemerintah juga diharapkan untuk tetap berkolaborasi aktif dengan para pelaku usaha, sehingga keberhasilan dalam penerapan kebijakan dapat benar-benar dirasakan masyarakat.