Dinas PUPR Madiun Bangun 2 Pintu Air Baru Cegah Banjir
MADIUN - Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kota Madiun, Jawa Timur, membangun dua pintu air baru pada Tahun Anggaran 2022 guna mencegah bencana hidrometeorologi, salah satunya banjir.
"Pembangunan pintu air tersebut dilakukan karena outlet atau pintu air yang lama dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Solo dinilai terlalu kecil," ujar Kepala Bidang Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) DPUPR Kota Madiun Suyanto dilansir ANTARA, Kamis, 21 Juli.
Menurut dia, jika terjadi curah hujan tinggi yang menyebabkan debit air meningkat, saluran pintu air lama tidak bisa menampung, sehingga air meluber ke permukiman warga dan menyebabkan banjir.
"Yang lama itu diameternya 1x1 meter. Ini kami buat lagi dengan ukuran 2x2 meter. Adapun dua pintu air tersebut dibangun di saluran Jalan Pancasila yang ada di Kelurahan Nambangan Lor dan Jalan Muh Nur di Kelurahan Demangan," kata dia.
Suyanto mengatakan, proyek pembangunan pintu air di titik Jalan Pancasila mulai dikerjakan awal Juli 2022, dengan anggaran sekitar Rp1,5 miliar. Pihaknya memastikan tidak akan mengubah bentuk asli dari pintu air yang lama. Justru pintu air yang baru akan dibangun di sebelahnya.
Sementara itu, anggaran sebesar Rp1,7 miliar disediakan untuk menyelesaikan proyek yang ada di Jalan Muh Nur. Kedua proyek tersebut ditargetkan selesai awal November mendatang.
Suyanto berharap penambahan pintu air di lokasi Jalan Muh Nur tersebut bisa mengendalikan luapan air di Kelurahan Demangan, Kuncen dan Josenan.
Baca juga:
- Polri Kantongi Bukti CCTV di Kasus Brigadir J, Diperoleh Penyidik di Sekitar Rumah Singgah Irjen Ferdy Sambo
- Di Bawah Terik Matahari, Jokowi dan Iriana Nikmati Sensasi Plesiran di Kapal Pinisi Menuju Pulau Rinca
- Tidak Ada Bukti Intelijen Soal Penyakit, Direktur CIA Sebut Kondisi Presiden Rusia Vladimir Putin Sangat Sehat
Sedangkan pintu air di saluran Pancasila untuk pengendalian air di Kelurahan Pandean, Nambangan Lor dan Nambangan Kidul.
Antisipasi bencana terus dipetakan Pemkot Madiun dalam menanggapi isu perubahan iklim dan kerusakan lingkungan yang dampaknya bisa memicu terjadinya cuaca ekstrem.
Cuaca ekstrem tersebut dapat menyebabkan bencana alam hidrometeorologi, seperti siklon tropis, banjir, tanah longsor, puting beliung, gelombang tinggi laut dan lainnya, seperti yang diungkapkan oleh BMKG.