Viral di Media Sosial, Pengelola Bantah Pengungsi Ukraina Ditempatkan di Bekas Kamp Konsentrasi Nazi di Jerman
JAKARTA - Kabar mengejutkan viral di media soial menyebutkan, pengungi Ukraina yang akibat invasi Rusia dikabarkan ditempatkan di situs sejarah bekas kamp konsentrasi Nazi di Jerman.
Pengguna media sosial menyebut bahwa orang-orang yang melarikan diri dari perang Ukraina, ditempatkan di sebuah hotel sementara di Sachsenhausen Memorial dekat Berlin.
Klaim itu disebarkan secara luas oleh saluran Telegram pro-Kremlin, serta oleh beberapa pengguna Twitter di Jerman, Italia dan Polandia.
Pihak pengelola Sachsenhausen Memorial, yang pernah menjadi salah satu kamp konsentrasi terbesar di Jerman, telah membantah rumor itu sebagai "palsu".
Euronews telah memeriksa fakta klaim ini, menemukan kabar yang beredar di media sosial salah, seperti dilansir 18 Juli.
Satu foto yang beredar secara online mengklaim, barak di bekas kamp konsentrasi telah didekorasi dengan spanduk berwarna Ukraina bertuliskan "Selamat Datang di Rumah" dalam bahasa Jerman.
Menggunakan alat pengecekan fakta sumber terbuka untuk memverifikasi gambar, Euronews menemukan foto tersebut telah diubah secara digital. Sementara, spanduk "selamat datang" yang diduga ditambahkan secara artifisial.
Untuk diketahui, foto asli barak Sachsenhausen Memorial pertama kali dipublikasikan di situs web pariwisata Jerman pada 2019.
Sementara, tidak ada catatan arsip bahwa Sachsenhausen Memorial telah mengundang para pengungsi Ukraina untuk tinggal di tanah bekas kamp konsentrasi.
Dalam sebuah pernyataan di media sosial, pihak memorial dengan tegas membantah tuduhan itu dan mengatakan akan "mengambil tindakan hukum terhadap pemalsuan ini".
"Kami mengutuk meningkatnya penggunaan berita palsu dengan referensi sejarah Nazi untuk melakukan propaganda kasar. Kami melawan ini dengan pendidikan sejarah berbasis sains," tegas pihak pengelola.
Tidak jelas siapa yang berada di balik misinformasi dan gambar yang diubah secara digital.
Baca juga:
- Keluarkan Peringatan Tegas, Presiden Erdogan: Turki akan Batalkan Persetujuan Bergabung dengan NATO, Jika Swedia dan Finlandia Tidak Tepati Janji
- Kunjungi Batalyon Rusia di Garis Depan Wilayah Timur, Menhan Shoigu Perintahkan Komandan Militernya Serang Rudal Jarak Jauh dan Artileri Ukraina
- Kutuk Perlakukan Ilegal Rusia, Ukraina Minta Tahanan Perang Diperlakukan Secara Manusiawi Sesuai Konvensi Jenewa
- Gunakan Dana Investor China dan Singapura Secara Ilegal untuk Kampanye Donald Trump, Dua Warga Keturunan Hadapi Dakwaan
Terpisah, Perserikatan Bangsa Bansga menyebutkan, lebih dari lima juta pengungsi kini telah meninggalkan Ukraina sejak perang pecah pada 24 Februari. Sementara, tujuh juta pengungsi lainnya diperkirakan masih berada di dalam Ukraina sendiri.
Ini bukan pertama kalinya ada upaya untuk mendiskreditkan pengungsi Ukraina di Eropa.
Bulan lalu, sebuah video viral secara keliru mengklaim bahwa pengungsi Ukraina membakar sebuah rumah di Jerman, ketika mencoba membakar bendera Rusia.