Sistem Zonasi Berlaku, Sebanyak 10 SD dan SMP di Payakumbuh Sumbar Terkena Imbas Kekurangan Murid

PAYAKUMBUH - Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh, Sumatera Barat mencatat ada 10 Sekolah Dasar (SD) dan dua Sekolah Menengah Pertama (SMP) di daerah tersebut masih kekurangan murid.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh Dasril mengatakan, kurangnya siswa untuk beberapa sekolah disebabkan jumlah anak usia sekolah di daerah itu kurang dari kapasitas rombongan belajar (rombel) yang tersedia.

"Dulu sebelum ada zonasi banyak sekolah kita yang diisi oleh siswa dari daerah tetangga, tapi sekarang, karena sudah dibatasi oleh zonasi jumlahnya minim," katanya di Payakumbuh, Antara, Senin, 18 Juli.

Dia menyebut SD Negeri yang ada di daerah itu sebanyak 66 sekolah dan untuk swasta sebanyak 15 sekolah. "Dari 66 SDN itu, ada 10 sekolah yang kekurangan murid dengan jumlah kelas 1 kurang dari 10 siswa, beberapa memang cukup parah kekurangan muridnya," ucapnya.

Sedangkan untuk SMP Negeri, sambung Dasril, terdapat dua sekolah yang kapasitas siswanya tidak terpenuhi. Jumlah SMP Negeri di Payakumbuh ada  10 sekolah dan 10 SMP swasta.

"Untuk yang dua SMPN ini kekurangannya tidak signifikan. Memang rombel yang disediakan tidak terpenuhi. Contoh, disediakan tiga rombel, tapi yang terpenuhi hanya dua," ujarnya.

Selain itu, kata dia, tidak terpenuhinya kuota untuk SMP Negeri itu dipengaruhi oleh persepsi terhadap sekolah dan kinerja sekolah. "Karena itu masih ada sekolah favorit dan tidak. Ini membuat ada yang kekurangan," katanya.

Meski masih ada SMP Negeri yang kuotanya belum terpenuhi, tidak ada sekolah yang sangat kekurangan siswa karena sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) berjalan cukup baik.

Ia mengatakan petunjuk teknis (Juknis) terkait PPDB sudah keluar pada April 2022 dan langsung dilaksanakan. "Zonasi kita sudah baik, karena tidak hanya berpatokan pada google. Kita menggunakan data kependudukan sampai ke RT. Itu dibahas dari Maret 2022, sehingga ketika zonasi dibuat itu akurat. Azas utamanya, selamatkan dulu yang di zonanya. Baru setelahnya ada prestasi, afirmasi, dan perpindahan orang tua," katanya.

Ia mengatakan menurunnya jumlah siswa dari luar daerah berpengaruh terhadap keterpenuhan kuota siswa pada beberapa SMP Negeri di Kota Payakumbuh.

Dengan adanya sekolah yang kuota rombelnya belum terpenuhi, pihak Disdik Kota Payakumbuh melakukan mutasi terhadap guru yang jumlah siswanya minim ke sekolah yang jumlah kuota siswa terpenuhi. "Kita lakukan pemerataan zonasi terhadap guru-guru yang mengajar di sekolah yang rombelnya tidak terpenuhi. Tujuannya agar semua guru dapat jam," ujarnya.