Siapa Donald Trump Sebenarnya
JAKARTA - Donald John Trump adalah Presiden Amerika Serikat (AS) ke-45. Barangkali ia adalah yang fenomenal di periode modern. Dalam satu potret lain, Donald Trump juga dikenal sebagai pengusaha. Donald Trump adalah miliarder. Banyak yang menganggap Trump jiwa sejati orang AS. Ia kerap memandang dirinya sebagai perwujudan sempurna dari "impian Amerika", bahwa siapapun yang bekerja keras akan mencapai kejayaan. Mengenal siapa Presiden AS Donald Trump sebenarnya.
Trump adalah anak keempat dari Fred Trump, pengusaha real estat kesohor asal New York. Donald Trump lahir di New York pada 14 Juni 1964. Di masa sekolahnya, Trump tak langsung bersekolah di tempat terkenal sebagaimana anak pengusaha kesohor lain. Ia justru masuk Akademi Militer New York (1959-1964).
Pendidikan Donald Trump
Bagi sang ayah, Akademi Milliter New York merupakan tempat yang baik untuk menempa mental Trump. Masa-masa di akademi militer dilalui Trump tanpa halangan berarti. Di masa-masa itu juga Trump menyiapkan langkah menjawab panggilan darah yang mengalir di tubuhnya.
Dilansir BBC, Trump kemudian melanjutkan pendidikan ke Universitas Fordham (1964-1966), sebagaimana wejangan sang ayah. Ia kemudian melanjutkan pendidikan ke Wharton School of Finance and Commerce di Universitas Pennsylvania (1966-1968). Di sanalah Trump mendapatkan gelar sarjana ekonomi.
Menamatkan kuliah, Trump mengambil momentum itu untuk mulai memasuki dunia bisnis. Namun Trump tak begitu saja mendapat tempat yang nyaman. Fred Trump justru menghendaki Donald Trump memulai debutnya lewat posisi terendah di perusahaan.
Namun, tiba-tiba, kakak Trump, Fred Jr yang diproyeksikan meneruskan bisnis keluarga justru mengambil jalan hidupnya sendiri. Fred Jr memilih menjadi pilot. Maka, Trump jadi satu-satunya laki-laki di dalam keluarga yang jadi kandidat pengganti sang ayah.
Sang ayah meminjami Trump uang 1 juta dolar sebagai dana awal mengarungi dunia bisnis. Setali dengan itu, Trump turut membantu perusahaan ayahnya mengelola proyek perumahan di wilayah Kota New York. Trump pun berhasil.
Kepercayaan besar langsung diberikan oleh sang ayah untuk Trump segera mengambil kendala perusahaan, yang kemudian dinamai Trump Organization pada tahun 1971. Singkat cerita, perusahaan Trump kian berkembang pesat.
Kata Trump, semua usahanya tak lepas dari dukungan dan semangat yang diberikan oleh sang ayah. Namun, ayah Trump yang jadi mentor dan gurunya meninggal dunia pada 1999. Trump dilanda duka mandalam. Sambil mengenang ayahnya, Trump berucap: Ayah saya adalah inspirasi saya.
Donald Trump adalah miliarder
Salah satu keputusan yang menentukan kesuksesan karier Trump adalah keberaniannya mengalihkan bisnis keluarga dari unit hunian di Brooklyn dan Queen menuju proyek yang lebih besar di Manhattan. Bersamaan dengat itu, Trump juga turut mengubah Hotel Commodore yang kumuh dan menyulapnya menjadi Hotel Grand Hyatt yang mewah.
Setelahnya, Trump mendirikan banyak properti lain. Beberapa yang paling terkenal adalah Trump Tower setinggi 68 lantai di Fifth Avenue, Trump Place, Trump World Tower, serta Trump International Hotel. Selain di Fifth Avenue, Trump Tower juga dibangun di banyak kota besar dunia, seperti Mumbai, Istanbul, dan Manila.
Itu baru di lini bisnis properti. Di bisnis dunia hiburan, Trump muncul layaknya seorang pelopor. Sedari tahun 1996-2015, Trump menjadi pendiri kontes kecantikan paling bergengsi di dunia, yakni Miss Universe, Miss USA, dan Miss Teen USA. Sejak itu Trump kerap muncul di layar kaca. Dan paling reguler adalah penampilannya saat menggarap acara televisi NBC berjudul The Apprentice.
Dalam acara itu, Trump jadi juri kunci yang menentukan siapa kontestan yang layak mendapatkan kesempatan bekerja di unit usaha yang dimiliki olehnya. Trump menjadi pembawa acara The Apprentice selama 14 musim, di mana Trump mendapat total keuntungan pribadi sebanyak 213 juta dolar.
Trump juga menulis banyak buku motivasi di dunia bisnis. Beberapa di antaranya muncul dengan label buku terlaris dunia. Di antara judul-judul itu adalah Trump: How To Get Rich (2004), Trump: The Art of The Deal (1987), Trump 101: The Way of Success (2001), Trump: The Art of Comeback (1997), serta sejumlah judul lain.
Ketenaran dan kelihaiannya membuat Trump kaya raya. Ia begitu pandai mencari uang. Sebagaimana dikutip Forbes, Jumat, 6 November, Trump yang kini mempunyai kekayaan sebesar 2,5 miliar dolar dan berada di peringkat 399 daftar orang terkaya merupakan miliarder pertama yang menjadi presiden Amerika Serikat.
Donald Trump adalah Presiden AS ke-45
Niat Trump masuk ke dunia politik telah muncul sejak 1987. Sejak itu ia telah bertekad menjadi Presiden AS. Trump bahkan menjadi kandidat Presiden AS lewat Partai Reformasi pada tahun 2000. Sejak itu Trump menempatkan dirinya sebagai "musuh" Barack Obama.
Ia salah satu yang paling keras mengkritik Obama, baik secara kebijakan maupun personal. Yang paling dunia kenang barangkali adalah ketika tahun 2008 Trump menyebut bahwa Obama "bukan sepenuhnya AS."
Lalu, Juni 2015, Trump secara resmi mengumumkan dirinya kembali menjadi calon presiden untuk AS. Lewat jargon “Make Amerika Great Again,” Trump percaya diri dapat menduduki Gedung Putih. Banyak warga AS yang meragukan langkah Trump kala itu. Kebanyakan beranggapan Hillary Clinton lebih populer dan berpengalaman menjadi politikus.
"Kami membutuhkan seseorang yang benar-benar akan membawa negara ini dan menjadikannya hebat lagi. Kami bisa melakukan itu," katanya dalam pidato pengumuman menjadi calon Presiden.
Baca juga:
Bagaimanapun, Trump adalah fenomena. Ia muncul dengan janji-janji politik yang kontroversial. Trump ingin memperkuat ekonomi AS, ketika di saat yang sama juga menyerukan pembangunan tembok di perbatasan AS dan Meksiko. Trump juga melarang Muslim masuk ke AS.
Majalah Tempo menggambarkan situasi saat itu, ketika Trump begitu banyak mendapat cemoohan, bahkan dari koleganya di Republik. Tulisan yang dibuat Goenawan Mohamad menjelaskan situasi beberapa bulan sebelum kemenangan, Trump dikecam para pembesar Partai Republik.
"Tapi di hari pemilihan ia justru dengan gemuruh dipilih langsung oleh rakyat,” tulis Goenawan Mohamad dalam tulisannya di Majalah Tempo berjudul Trump (2016).
Dalam kontestasi pemilihan presiden, Trump mengalahkan Clinton. Trump secara resmi menjadi Presiden AS dengan masa jabatan empat tahun, dari 2017-2021. Hari ini Trump menjalani pemilihan lain, di mana ia berada di posisi petahana.
Lawannya kali ini adalah Joe Biden. Entah menang atau kalah, yang jelas warga AS akan menentukannya dalam waktu dekat.
“Amerika kini menampakkan diri sebagai masyarakat yang macam itu --memandang dunia dengan kelam dan tak punya kemampuan berharap. Yang mencemaskan bukanlah kepemimpinan Trump. Trump; ia hanya symptom. Yang mencemaskan ialah bahwa sebuah negeri yang punya lembaga pendidikan terbaik di dunia, ilmuwan yang teruji, karya sastra dan seni yang tak henti-hentinya kreatif, ternyata dengan gampang jatuh jadi katak yang meradang tapi setia di bawah tempurung,” tulis Goenawan Mohamad.