Wabah PMK Masoh Meneror, Sumba Timur Perketat Pintu Masuk Pelabuhan
KUPANG - Pemerintah Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur, memperketat pengawasan pada pintu-pintu masuk setiap pelabuhan laut guna menangkal masuknya ternak luar daerah itu dalam rangka mencegah penularan penyakit mulut dan kuku (PMK).
"Sampai sekarang belum ditemukan adanya kasus PMK yang dialami ternak-ternak di Kabupaten Sumba Timur, kami masih terus melakukan pemantauan secara ketat di setiap desa," kata Bupati Sumba Timur, Kristofel Praing ketika dihubungi Antara di Kupang, Kamis 14 Juli.
Kristofel Praing mengatakan hal itu terkait upaya pemerintah di daerah itu dalam mencegah penularan penyakit PMK yang telah terjadi di sejumlah daerah di pulau Jawa.
Seperti diketahui, Kabupaten Sumba Timur merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur yang merupakan lumbung ternak setelah Kabupaten Kupang.
Ia menjelaskan, pemerintah Kabupaten Sumba Timur tidak ingin ada ternak dari luar daerah yang masuk ke daerah ini karena berpotensi menulari penyakit PMK.
Menurut dia, semua pintu masuk di pelabuhan laut yang ada di wilayah Kabupaten Sumba Timur dijaga ketat pihak terkait dalam mendeteksi masuknya ternak-tenak dari luar luar seperti sapi maupun kerbau.
Baca juga:
- Tersangka Kasus Indosurya Lepas dari Tahanan, Kejagung Minta Penyidik Tak Desak Penyelesaian Berkas Perkara
- 2 Tersangka Kasus KSP Indosurya Dibebaskan dari Tahanan, Kompolnas Minta Bareskrim Tetap Profesional
- 2 Tersangka Bebas dari Tahanan, Korban KSP Indosurya Bakal Demo Pekan Depan
- Cegah Melarikan Diri Usai Bebas dari Tahanan, 2 Tersangka Kasus Indosurya Dikenakan Wajib Lapor
"Pelabuhan laut di Sumba Timur yang sering menjadi tempat pengiriman ternak menuju wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat telah ditutup total untuk masuknya ternak luar. Ternak jenis apapun dilarang masuk ke Sumba Timur," kata Kristofel Praing dikutip Antara.
Dia menambahkan wilayah Kabupaten Sumba Timur hingga saat ini masih bebas dari kasus penularan PMK, karena semua pihak terkait telah berkomitmen untuk selalu menjaga kesehatan ternak-ternak secara serius dengan mencegah masuknya ternak dari luar daerah itu.
Sebelumnya, Satuan Tugas Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (Satgas PMK) melaporkan bahwa sebanyak 435.035 ekor sapi di Indonesia telah menjalani vaksinasi PMK hingga Rabu 13 Juli pukul 12.00 WIB.
Data Satgas PMK yang diterima di Jakarta, Rabu 13 Juli sore, memperlihatkan bahwa PMK telah menular di sebanyak 248 kabupaten/kota di 22 provinsi di Indonesia dengan mayoritas menyerang sapi.
Sejauh ini, 365.146 hewan ternak telah terjangkit penyakit itu dengan 122.106 ekor telah sembuh, 236.141 belum sembuh dan 2.174 ekor mati.
Rincian dari yang sakit adalah 353.371 sapi, 8.130 kerbau, 1.198 domba, 2.400 kambing, dan 47 babi. Sementara hewan ternak yang telah dinyatakan sembuh adalah 116.744 sapi, 3.457 kerbau, 513 domba, 1.392 kambing.