Gigi Aktivis Nicho Silalahi 'Rontok' Dipukul Aparat, Chusnul Terima Kasih ke Polisi Sembari Ingatkan Kasus Perempuan Kalimantan Dijual ke China
JAKARTA - Aktivis Nicho Silalahi mengklaim telah mendapat bogem mentah anggota kepolisian yang mengamankan aksi demo. Pegiat media sosial Chusnul Khotimah justru berterima kasih jika itu benar-benar terjadi.
"Sebagai perempuan Kalimantan, saya ucapkan terimakasih @DivHumas_Polri kalo ini benar," kata Chusnul dalam akun Twitternya, @ChusnulCh__, Rabu 13 Juli.
Chusnul mengatakannya sembari mengunggah pengakuan Nicho yang terdapat dalam video singkat. Dalam video berdurasi 54 detik itu, darah tampak keluar dari mulut Nicho.
Aktivis tersebut juga memegang giginya yang copot diduga akibat tindakan represif kepolisian.
Chusnul yakin jika benar kejadian yang dialami Nicho itu, kepolisian mempunyai alasan tersendiri melakukan tindakan tersebut. "Saya percaya polisi punya alasan lakukan itu semua," imbuhnya.
Chusnul kemudian mengingatkan kembali pernyataan Nicho yang menyinggung perempuan Kalimantan pada Januari 2022.
Kala itu Nicho sempat mengatakan perempuan Kalimantan dijual ke China untuk dijadikan budak seks.
"Tapi tetap soal kasus penghinaan pada perempuan Kalimantan, saya tunggu kelanjutannya Pak
@ListyoSigitP,' ujar Chusnul.
Baca juga:
- Mulut Berdarah Sembari Pegang Giginya yang Copot, Nicho Silalahi: Aku Jadi Korban Pemukulan Polisi
- Upah Minimum Provinsi Jakarta Turun dari Rp4,6 Juta jadi Rp4,5 Juta, Buruh Siap Gelar Aksi Besar-besaran
- Bagikan Minyak Sambil Kampanye Caleg, Pengamat: Spontan, Zulhas Gelisah Survei PAN di Bawah 4 Persen
- Sadar Potensi Konten Negatif di Medsos Tinggi, Bawaslu Gandeng TikTok Hadapi Pemilu 2024
Kepada kepolisian, Chusnul berharap tegas terhadap para provokator dan pelanggar hukum, utamanya kepada Nicho Silalahi.
"Orang ini provokator jangan ragu ditindak," ujar Chusnul.
Adapun pernyataan Nicho yang menyinggung perempuan Kalimantan diunggah dalam akun Twitternya, @Nicho_Silalahi.
Nicho menyindir orang-orang yang diam dengan keadaan di Kalimantan tetapi geram dengan penilaian 'tempat jin buang anak', yang juga menjadi polemik kala itu.
"Saat hutan ditebang, banjir merendam rumah warga kurang lebih sebulan, perempuannya dijual ke China untuk dijadikan budak seks, anak-anak pada mati tenggelam di bekas galian tambang kalian pada diam," kicau Nicho.
"Tapi saat ada yang mengatakan 'Tempat Jin Buang Anak' kalian demo. Sebenarnya kalian siapa?" sambungnya.