RI Makin Pede Pembentukan Dana FIF Dapat Dukungan China Jelang Rilis September Mendatang
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani diketahui baru saja melakukan pertemuan dengan Menteri Keuangan China Liu Kun melalui saluran virtual. Dalam agenda meeting itu, kedua bendahara negara disebutkan membahas isu strategis G20 terkait dengan pembentukan Dana Perantara Keuangan (Financial Intermediary Fund/FIF).
Menkeu Sri Mulyani mengatakan bahwa Presidensi G20 Indonesia berkomitmen untuk segera mewujudkan FIF sebagai mekanisme penanganan kesehatan (pandemi) di bawah pengelolaan Bank Dunia. Selain itu, WHO juga diminta turut terlibat sebagai advisor teknis di lapangan.
“Presidensi G20 Indonesia telah mendorong pembentukan FIF bersama Bank Dunia serta WHO yang akan memegang peranan penting dalam mekanisme ini,” ujarnya dalam keterangan pers pada Rabu, 13 Juli.
Menurut Sri Mulyani, RI berharap inisiatif ini bisa mendapat support dari China sebagai salah satu dari anggota G20.
“Maka dari itu kami mengharapkan dukungan China atas FIF agar dunia dapat lebih siap menghadapi situasi pandemi di masa depan,” tuturnya.
Bak gayung bersambut, Menkeu Liu Kun menyatakan bakal terus mendorong Indonesia untuk memberikan kontribusi terbaik bagi penyelesaian masalah dunia.
“Demi menjaga kesehatan dan kehidupan manusia, dan untuk mendukung Presidensi G20 Indonesia, China siap mendukung pembentukan FIF Pencegahan, Kesiapsiagaan, dan Respon (PPR) pandemi di Bank Dunia,” kata dia.
Menkeu Liu Kun menambahkan, kondisi pandemi membuat kebutuhan dana untuk pembangunan global perlu segera diwujudkan.
“Kami akan secara aktif mempertimbangkan untuk berkontribusi pada FIF dan mempelajarinya lebih lanjut,” tegas dia.
Adapun, Menkeu Sri Mulyani berharap pada pertemuan antar kepala negara berikutnya, Presiden Xi Jinping dapat mendeklarasikan dukungan resmi Tiongkok terhadap pembentukan FIF.
Baca juga:
Kemudian, Menkeu Sri Mulyani dan Menkeu Liu Kun sepakat bahwa isu ketahanan pangan merupakan isu yang penting untuk dibahas karena berdampak signifikan pada dunia, terutama kaitannya dengan kenaikan harga pangan pada kebijakan subsidi dan perlindungan sosial, serta pengendalian inflasi dari sisi kebijakan moneter.
Keduanya juga sepaham untuk bekerja sama dan memperkuat hubungan bilateral dalam bidang investasi dan perdagangan, terutama di sektor strategis seperti infrastruktur.
Sebagai informasi, wacana pembentukan Financial Intermediary Fund (FIF) atau Dana Perantara Keuangan pertama kali mencuat di Panel Independen Tingkat Tinggi (High Level Independent Panel/HLIP) G20 pada 2021.
Gagasan ini kemudian dieksplorasi oleh para menteri keuangan dan menteri kesehatan di bawah naungan Presidensi G20 Italia, dan puncaknya kemudian dituangkan dalam Deklarasi Roma Pemimpin G20.
Melalui Deklarasi tersebut, para pemimpin G20 menyepakati untuk membentuk Gugus Tugas Gabungan Keuangan dan Kesehatan (Joint Finance and Health Task Force/JFHTF) yang diketuai bersama oleh Indonesia dan Italia.
Hingga saat ini, jumlah dana yang terkumpul mencapai 1 miliar dolar AS dengan kontribusi Indonesia sebesar 50 juta dolar AS.
Komitmen kontribusi lainnya berasal dari Amerika Serikat, Komisi Uni Eropa, Jerman, Indonesia, Singapura serta Inggris, dan juga donasi dari lembaga filantropis, Wellcome Trust dan The Bill and Melinda Gates Foundation. FIF sendiri diharapkan dapat meluncur secara resmi dan beroperasi pada September 2022 mendatang.