Ada Kasus COVID-19 di Ruang Pers, Presiden Korea Selatan Hentikan Agenda Tanya-Jawab Harian dengan Wartawan
JAKARTA - Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol menangguhkan sesi tanya-jawab pagi hariannya dengan wartawan Senin, karena kasus COVID-19 di ruang pers, kata para pejabat.
Doorstop saat Presiden Yoon tiba untuk bekerja, telah menjadi rutinitas sehari-hari, kecuali pada hari-hari ketika presiden bepergian ke luar ibukota, memungkinkan wartawan untuk mengajukan pertanyaan kepadanya tentang isu-isu mendesak hari itu.
Menyusul kasus COVID-19 di ruang pers, yang terletak di gedung yang sama dengan kantor Yoon, kantor kepresidenan mengatakan doorstop akan "dihentikan sementara."
Penyampaian langsung kegiatan publik presiden juga akan "diminimalkan," sementara jumpa pers juru bicara akan dilakukan dalam bentuk tertulis sebanyak mungkin.
Sebaliknya, kantor kepresidenan mengatakan akan segera memberikan cuplikan dan foto kegiatan presiden melalui jurnalis foto dan video resmi kepresidenan, dan secara teratur menjawab pertanyaan wartawan dan menjawabnya dengan setia.
"Ruang kerja Kantor Kepresidenan Yongsan sangat padat, sementara kantor presiden dan ruang pers tidak terpisah," kata kantor kepresidenan dalam sebuah pemberitahuan, melansir Korea Times 11 Juli.
"Karena itu, mengingat rawan penyebaran penyakit menular, kami mohon pengertiannya kepada wartawan," sambung pengumuman tersebut.
Baca juga:
- Moskow Sebut Langkah Liz Truss Tinggalkan Pertemuan G20 Sebagai 'Boikot Mendalam': Umumkan Pencalonan PM Inggris, Singgung Rusia dan China
- Shanghai Temukan Subvarian Omicron COVID-19 Baru di Pudong: Penduduk Bakal Jalani Dua Putaran Tes COVID-19, Lebih Menular?
- Janji Potong Pajak pada Hari Pertama Menjabat Jika Terpilih, Liz Truss Mencalonkan Diri Sebagai Kandidat PM Inggris Gantikan Boris Johnson
- Roket Rusia Hantam Apartemen Ukraina di Donetsk: 15 Orang Tewas, Lusinan Lainnya Dikhawatirkan Terperangkap Reruntuhan
Langkah itu dilakukan ketika Korea Selatan telah memasuki gelombang baru COVID-19 di tengah penyebaran cepat mutasi strain omicron yang sangat menular, dengan para ahli memperingatkan jumlah harian dapat melonjak menjadi sekitar 200.000 bulan depan.
Pada Hari Senin, Negeri Ginseng melaporkan 12.693 kasus infeksi infeksi COVID-19 baru, menurut otoritas kesehatan setempat.