In Loving Memory Tjahjo Kumolo: Ingin Mati dalam Tugas dan Pecinta Kopi-Sate

JAKARTA - Ucapannya melantun pelan. Kata-katanya tertata begitu rapih dengan ekspresi senyum yang menenagkan. Dengan lugas dan jelas, satu persatu persoalan ruwet yang dibawa awak media ke hadapnnya dijawab. 

Ya, siapa yang tak kenal Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Tjahjo Kumolo. Dalam tugas-tugasnya sebagai menteri saat diundang ke Gedung DPR RI, Tjahjo tak pernah luput dari pemberitaan media. 

Wajahnya penuh ketenangan meski dibombardir dengan segudang pertanyaan dari awak media. Kadang diplomatis, kadang melempar guyon ke media, kadang bersayap khas seorang politisi senior. 

Ada ribuan kenangan yang ditinggalkan almarhum Tjahjo, baik untuk rekan-rekan partainya di PDIP, kementerian hingga para awak media.  

Dirjen Dukcapil Kementerian Dalam Negeri sekaligus Ketua Umum Korpri, Zudan Arif Fakrullah menceeritakan salah satu kenangan dengan almarhum Tjahjo yang hari ini berpulang. 

Zudan menyebut, Tjahjo yang juga melantiknya sebagai Ketua Umum Korpri pernah mengaku ingin meninggal dunia dalam keadaan menjalankan tugasnya.

"Dulu beliau pernah punya keinginan meninggal dalam tugas. Selamat jalan Bapak Tjahjo Kumolo, pemimpinku, guruku, dan mentorku," kata Zudan kepada wartawan, Jumat, 1 Juli.

Selama menjalankan tugas sebagai Mendagri sejak tahun 2014 hingga Menpan-RB saat ini, Tjahjo dipandang oleh Zudan sebagai orang baik.

"Beliau guru saya, mentor politik saya dan memberi saya banyak kesempatan dan keluangan untuk berkembang, berkarya dan berkreasi," tutur Zudan.

Anggota DPR RI dari Fraksi PDIP, Junimart Girsang turut mengenang sosok Tjahjo selama hidupnya. Baginya, Tjahjo merupakan orang yang santai dalam menjalankan kegiatan.

Junimart mengingat momen bersama Tjahjo saat melakukan kunjungan PDIP ke daerah. Mantan Sekjen PDIP ini tak pernah luput mencari kuliner favoritnya, sate dan kopi.

"Kalau ke setiap daerah itu slalu mencari sate dan kopi. Kopi itu tidak pernah lepas dari beliau. Itu merupakan kenangan dan bagian asupan dari beliau," ungkap Junimart.

Adapun pesan Tjahjo yang selalu diingat oleh Junimart adalah sikap politik cerdas dan santun yang harus selalu dijaga oleh para politisi.

"Satu hal yang saya ingat dari beliau politik itu cerdas, politik itu adalah untuk mencerdaskan seluruh umat, Kalau ada yang mengatakan politik itu kotor, berarti harus selalu belajar. Itu yang saya tidak pernah lupa beliau, sikapilah politik secara cerdas dan santun," urainya.

Diberitakan sebelumnya, Menpan RB Tjahjo Kumolo meninggal dunia di Rumah Sakit Abdi Waluyo, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat siang, pukul 11.10 WIB, setelah menjalani perawatan intensif di rumah sakit tersebut sejak pertengahan Juni.

Tjahjo Kumolo akan dimakamkan secara militer di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama (TMPNU) Kalibata. Sebelum dimakamkan, rencananya jenazah Tjahjo disemayamkan di rumah dinasnya, Jalan Widya Chandra, Jakarta Selatan.