Apresiasi Undangan Presiden Jokowi untuk Hadiri KTT G20 di Bali, Presiden Zelensky: Tergantung Situasi Keamanan dan Komposisi Peserta
JAKARTA - Partisipasi Ukraina dalam KTT G20, yang akan diadakan di Indonesia, akan tergantung pada situasi keamanan di negara Ukraina dan komposisi peserta KTT, kata Presiden Volodymyr Zelensky.
Ini dikatakan Presiden Zelensky, saat memberikan keterangan pers bersama usai menerima kunjungan Presiden Joko Widodo di Kyiv, Rabu 29 Juni. Presiden Zelensky mengucapkan terima kasih kepada Joko Widodo atas dukungannya yang tak tergoyahkan bagi kedaulatan, kemerdekaan dan keutuhan wilayah Ukraina.
Selain itu, Presiden Zelensky mengatakan, bantuan Indonesia sebagai pemimpin dan peserta KTT G20 sangat penting untuk pemulihan perdamaian.
"Fasilitas ketua dan anggota G20 sangat penting untuk pemulihan perdamaian. Saya berterima kasih kepada Anda, Tuan Presiden, atas undangan pribadi untuk mengambil bagian dalam KTT G20, dan, tentu saja, saya menerimanya," ujar Presiden Zelensky, mengutip situs Kepresidenan Ukraina, Kamis 30 Juni.
"Partisipasi Ukraina akan tergantung pada situasi keamanan di negara itu dan pada komposisi peserta," lanjut Presiden Zelensky.
Sebelumnya, Presiden Indonesia Joko Widodo menyerahkan undangan kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk secara pribadi menghadiri KTT G20, saat kedua pemimpin negara bertemu.
"Saya menyampaikan undangan kepada Presiden Zelensky untuk secara pribadi mengikuti KTT G20 yang akan diselenggarakan di Bali pada November 2022," ujar Presiden Jokowi, melansir Interfax.
VOIR éGALEMENT:
Diketahui, Presiden Rusia Vladimir Putin telah menerima undangan untuk menghadiri KTT G20 di Bali pada November mendatang. Namun, ajudan Kremlin Yuri Ushakov mengatakan, format kehadiran Presiden Putin, langsung atau konferensi video, belum ditetapkan.
"Ya, kami telah mengkonfirmasi keikutsertaannya. Mereka telah mengundang (dia) ke pertemuan offline, tetapi ada banyak waktu. Saya berharap pandemi memungkinkan forum penting ini diadakan dalam format offline," ujarnya mengutip Anadolu Agency, menggaris bawahi undangan resmi Indonesia, meskipun ada tekanan kuat dari negara-negara Barat.