Dua Komandan Batalion Azov Ukraina Dijebloskan ke Penjara Lefortovo, Tempat Jenderal Nazi hingga Intel Amerika Serikat Pernah Ditahan

JAKARTA - Dua perwira senior Batalion Azov yang berjuang bersama Ukraina dan menyerah di Mariupol, dibawa ke pusat penahanan di Moskow, Rusia untuk menjalani investigasi.

Sumber penegak hukum mengatakan, keduanya termasuk dalam beberapa komandan batalion nasionalis Azov Ukraina yang menyerahkan diri dari Pabrik Baja Azovstal, Mariupol setelah pertempuran dan pengepungan berminggu-minggu.

"Saat ini, beberapa komandan Azov, yang ditawan selama pertempuran di Mariupol, telah dibawa ke Lefortovo," kata sumber tersebut kepada TASS tetapi tidak mengungkapkan nama mereka, seperti dikutip 20 Juni.

Menurut laporan sebelumnya, Svyatoslav Palamar (nama panggilan Kalina), wakil komandan batalion Azov, dan Sergei Volynsky (nama panggilan Volyna), komandan Brigade Marinir ke-36 angkatan bersenjata Ukraina, yang menyerah di Mariupol, dipindahkan ke Rusia untuk tujuan investigasi.

Lebih dari 1.000 tentara Ukraina, yang menyerah di Mariupol, telah dipindahkan ke Rusia untuk kegiatan investigasi. Sebuah sumber di lembaga penegak hukum mengatakan kepada TASS, lebih dari 100 tentara yang ditawan dalam pekerjaan Azovstal Mariupol, termasuk tentara bayaran asing, mungkin ditahan di Moskow.

Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, sebanyak 2.439 tentara Ukraina dan anggota batalyon Azov menyerahkan senjata pada 16 Mei, setelah pengepungan di tempat kerja Azovstal selama sekitar satu bulan. Pada 20 Mei, pasukan Rusia membebaskan seluruh wilayah pabrik.

Dirangkum dari berbagai sumber, penjara Lefertovo digunakan untuk menahan sejumlah sosok terkenal, seperti jenderal Nazi Helmuth Otto Ludwig Weidling, komandan terakhir Area Pertahanan Berlin, sebelum Nazi menyerah dalam Perang Dunia II. Ada pula Paul Nicholas Whelan, sosok yang dituduh Rusia sebagai mata-mata Amerika Serikat yang ditangkap tahun 2018 dan dijatuhi huuman 16 tahun penjara.