Hendak Keluar dari Inggris, Terduga Mata-mata Rusia Ditangkap Polisi Anti-teror di Bandara London Gatwick
JAKARTA - Seorang pria yang dicurigai terlibat kegiatan mata-mata di Inggris, berhasil ditangkap oleh polisi anti-teror di London, saat hendak keluar dari negara itu.
Tersangka yang diketahui berusia sekitar 40-an tahun, ditahan oleh Polisi Metropolitan London di Bandara London Gatwick, Sussex Barat, Inggris pada Senin malam.
Surat kabar The Sun melaporkan, pria itu dituduh menjadi mata-mata di Inggris untuk Presiden Rusia Vladimir Putin. Sedianya, ia hendak mengejar penerbangan keluar Inggris ketika dia ditangkap.
Diketahui, penangkapan terduga mata-mata tersebut dilakukan menyusul penyelidikan yang melibatkan badan intelijen dalam negeri Inggris MI5 dan Polisi Metropolitan.
"Kami dapat mengonfirmasi bahwa petugas dari Met's Counter Terrorism Command, menangkap seorang pria berusia 40-an di Bandara Gatwick pada Senin, 13 Juni, atas dugaan pelanggaran berdasarkan Bagian 1 Undang-Undang Rahasia Resmi 1911," kata juru bicara Scotland Yard, melansir The National News 16 Juni.
"Dia telah dibawa ke kantor polisi London, di mana dia saat ini berada dalam tahanan polisi. Penyelidikan berlanjut," sambung juru bicara tersebut.
Bagian 1 dari Undang-undang berkaitan dengan informasi yang terkandung dalam catatan, rencana atau sketsa yang mungkin berguna untuk musuh.
Diketahui, insiden penangkapan itu terjadi pada saat ketegangan meningkat antara Inggris dan Rusia, setelah invasi Moskow ke Ukraina.
Baca juga:
- Telepon Pemimpin Ukraina Zelensky 41 Menit: Presiden Biden Umumkan Bantuan Senjata Baru Senilai Rp14 Triliun, Termasuk 18 Howitzer
- Anak-anak Myanmar Dipukuli, Ditikam hingga Gigi atau Kukunya Dicabut saat Diinterogasi Rezim Militer, PBB: Kejahatan Kemanusiaan dan Perang
- Jatuhkan Sanksi Bertubi-tubi Terkait Invasi: Uni Eropa Masih Jadi Importir Terbesar Bahan Bakar Rusia, Moskow Raup Rp1,4 Kuadriliun
- Dua Remaja Tewas dan Puluhan Luka-luka, Pemimpin Kelompok Islam di India Serukan Penundaan Protes Penghinaan Nabi Muhammad
Pada Hari Selasa, Rusia memperluas daftar warga negara Inggris yang sekarang dilarang memasuki negara itu, yang mencakup jurnalis, politisi dan kepala pertahanan.
Hubungan kedua negara mencapai titik terendah dalam sejarah setelah keracunan mantan petugas keamanan Rusia Alexander Litvinenko di London pada tahun 2006, dan percobaan pembunuhan terhadap mantan agen ganda Rusia Sergei Skripal dan putrinya dengan racun saraf di Salisbury pada tahun 2018.