Mendag Zulkifli Hasan Akui Tak Mudah Bereskan Ketergantungan Pangan Impor
JAKARTA - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan, masalah utama mahalnya berbagai macam harga kebutuhan pokok akibat adanya ketergantungan pangan impor.
Meski begitu, diakuinya bukan perkerjaan mudah membereskan permasalahan pangan apalagi yang berkaitan dengan impor.
"Kita lihat, kita benahi. Kita akan menyelesaikan bersama kementerian lain. Tidak mudah apalagi menyangkut pangan yg impor," katanya di Pasar Cibubur, Jakarta, Kamis, 16 Juni.
Pria yang akrab disapa Zulhas ini mengambil contoh soal kenaikan harga daging ayam, hal ini karena pakan ayam di Indonesia dari impor.
"Ayam kenapa naik? Rupanya pakannya impor. Jadi kita sangat tergantung impor. Daging juga. Semua impor, problem kita," ucapnya.
Meski begitu, kata Zulhas, mengatasi harga pangan dan sembako yang naik khususnya yang berkaitan dengan impor bukan hanya domain Kementerian Perdagangan. Kata dia, pekerjaan ini harus dilakukan lintas kementerian.
"Tidak bisa hanya Kemendag. Masalah kita itu ketergantungan impor pangan," jelasnya.
Baca juga:
Sebelumnya diberitakan, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengaku kaget usai mendengar keluhan dari para pembeli dan pedagang mengenai kenaikan harga bahan pokok hingga sembako saat ini.
Keluhan tersebut diterimanya saat berkunjung ke Pasar Cibubur, Jakarta Timur.
"Saya shock karena pembeli ngeluh yang dagang juga ngeluh," katanya di Pasar Cibubur, Jakarta, Kamis, 16 Juni.
Pria yang akarab disapa Zulhas ini mengatakan kenaikan harga bahan pokok hingga sembako membuat beban kehidupan masyarakat meningkat.
"Terasa sekali beban hidup meningkat. Kita tadi lihat langsung. Harga bahan pokok yang semuanya naik kecuali beras. Cabai naik hampir 20-30 persen. Dari Rp80.000 rawit merah, naiknya sampai Rp100-Rp110.000. Cabai merah juga Rp80.000 sampai Rp90.000-an," ucapnya.