Pemerintah Gelontorkan Dana Rp44,8 Triliun, Tapi Masih Ada Balita Gizi Buruk di Cempaka Putih Jakpus
JAKARTA - Sedikitnya 17 anak di bawah lima tahun (Balita) warga Kecamatan Cempaka Putih, Jakarta Pusat, mengalami gizi kurang. Kepala Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih, Murni L. Naibaho mengatakan, pihaknya mendapati 17 balita di Cempaka Putih mengalami gizi buruk dengan rata - rata umur balita dari 0 - 59 bulan.
"Iya, ada 17 balita alami gizi kurang, semuanya ada di RW 04 dan 10 Kelurahan Cempaka Putih Barat," ucap Murni saat dihubungi wartawan, Rabu 15 Juni.
Murni mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan faktor apa yang membuat 17 balita tersebut alami gizi kurang. Namun biasanya balita yang alami gizi kurang banyak faktor.
"Biasanya pola malam dari orang tua saat mengandung, pola makan yang disajikan orang tua terhadap makan balita dan ada juga anak tersebut mengalami sakit tertentu," katanya.
Guna mencegah kondisi balita tersebut semakin buruk, ada program pemberian makanan tambahan (PMT). Pemberian PMT itu seperti berupa biskuit yang bisa meningkatkan kesehatan balita.
"Selama pemberian PMT, kita lakukan pengawasan terhadap balita tersebut. Paling banyak ada di wilayah Cempaka Putih Barat," katanya.
Temuan kasus stunting juga terjadi terhadap balita warga Kecamatan Sawah Besar. Kasus stunting itu tersebar di tiga kelurahan di wilayah tersebut.
Baca juga:
- Polisi Keluarkan Kendaraan Besar Arah Jakarta di GT Palimanan 4
- Jelang Adu Tinju, Nikita ke Dinar Candy: Banyak yang Mau Ribut Sama Gue, Tapi Gue Pilih Loe, Harusnya Loe Bangga
- Korlantas Polri Resmi Hentikan Skema Rekayasa Lalu Lintas Arus Balik Lebaran 2022
- Nikita Mirzani Komentar Demo Mahasiswa BEM: Ngapain Gusti?
"Iya ada kasus stunting di tiga kelurahan tersebut. Kalau jumlahnya masih terus kita data," kata Kepala Puskesmas Kecamatan Sawah Besar Lusi Widiastuti, beberapa waktu lalu.
Seperti diketahui sebelumnya, pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) disebutkan telah menyiapkan anggaran sebesar Rp44,8 triliun untuk mendukung penurunan stunting di Indonesia.
Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara mengatakan alokasi tersebut terdiri dari belanja yang tersebar di 17 kementerian dan lembaga sebesar Rp34,1 triliun dan pemerintah daerah melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik sebesar Rp8,9 triliun serta DAK Nonfisik sebesar Rp1,8 triliun.
"Sebanyak Rp44,8 triliun dana kita gelontorkan untuk pencegahan stunting. Anggaran yang besar ini kita harapkan memberikan manfaat yang luar biasa," ujarnya dalam keterangan pers dikutip Rabu, 15 Juni.