Beredar Broadcast Undangan Deklarasi, Sekjen Abdul Rochman: GP Ansor Tak Mengenal Istilah Ikatan Alumni
JAKARTA - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda (GP) Ansor Abdul Rochman mengatakan, secara keorganisasian sebagai organisasi pemuda di bawah Nahdlatul Ulama (NU), GP Ansor tidak mengenal istilah ikatan alumni.
“GP Ansor telah memiliki peraturan ataupun struktur organisasi yang jelas dan resmi. Istilah ikatan alumni itu sama sekali tak dikenal di organisasi GP Ansor sehingga penggunaan istilah dengan membawa-bawa nama GP Ansor jelas sangat tidak tepat,” ujar Adung, sapaan akrab Abdul Rochman, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Antara, Selasa, 14 Juni.
Dia menyampaikan hal tersebut untuk menanggapi kemunculan broadcast atau pesan yang dikirim secara massal mengenai undangan deklarasi Ikatan Alumni GP Ansor di Surabaya, Jawa Timur, Jumat, 17 Juni mendatang.
Adung menegaskan deklarasi yang akan digelar di area Parkir Barat Museum NU Kota Surabaya tersebut di luar sepengetahuan dan garis organisasi GP Ansor. Menurut dia, purnakaderisasi di GP Ansor adalah pengabdian kepada jam'iyyah NU, bangsa, dan negara Indonesia.
Lebih lanjut terkait dengan detail pesan tersebut, penggagas menyatakan munculnya deklarasi Ikatan Alumni GP Ansor dilatarbelakangi keberadaan tanda-tanda bahwa pelaksanaan Pancasila dan UUD NRI 1945 tidak lagi berpihak pada kepentingan rakyat. Menurut penggagas pesan itu, saat ini, Indonesia sudah dikuasai kepentingan oligarki.
Untuk menanggapi pernyataan tersebut, Adung menyampaikan, selama ini, GP Ansor terus berkomitmen menjalankan prinsip-prinsip kehidupan berbangsa dan bernegara, sebagaimana terangkum dalam Pancasila.
GP Ansor, tambah dia, juga konsisten mengawal pencapaian tujuan negara, seperti termaktub dalam Pembukaan UUD NRI 1945, yakni, melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Dengan demikian, GP Ansor secara tegas menolak segala bentuk manuver atau gerakan politik dengan mengatasnamakan kepentingan bangsa, padahal sesungguhnya dilatarbelakangi oleh tujuan-tujuan politik berjangka pendek.
Adung juga menyampaikan GP Ansor terus mendukung secara kritis upaya pemerintah mempercepat pencapaian tujuan pembangunan saat ini di tengah berbagai tantangan ekonomi politik dunia yang sedang bergejolak.
Baca juga:
- Disemprot Gegara Meme Stupa Candi Borobudur Mirip Jokowi dan Hina Agama Buddha, Roy Suryo Turunkan Unggahan di Twitter
- Sebar Foto Simbol Borobudur Mirip Jokowi, Roy Suryo Dianggap Lecehkan Umat Buddha, Pegiat Medsos: Kualitas Buzzer Balai Kota Memalukan!
- Sandiaga Jamin Harga Tiket Naik ke Atas Candi Borobudur akan Berpihak pada Masyarakat
- Politikus PDIP Ungkap Menteri yang Harus di-Reshuffle, Singgung Kebutuhan Petani dan Minyak Goreng
Dukungan itu, lanjut dia, diberikan oleh GP Ansor melalui keterlibatan para kader terbaiknya secara langsung dan aktif dalam memajukan berbagai sektor pembangunan di Tanah Air.
“Caranya antara lain, dengan keterlibatan langsung melalui kader-kader terbaiknya ataupun dengan aktif memajukan berbagai sektor pembangunan lainnya,” kata Adung.