Jemaah Haji Indonesia Sering Tersesat di Tanah Suci, Apa yang Harus Dilakukan?
JAKARTA - Petugas haji Indonesia masih sering menemukan jemaah yang tidak tahu atau tersesat saat akan kembali pulang ke hotel atau pemondokan, selepas melakukan berbagai kegiatan seperti salat di Masjid Nabawi.
"Sampai saat ini, masih banyak jemaah yang diketahui bingung arah pulang ke hotel atau pemondokannya. Hal itu terjadi setelah habis salat di Masjid Nabawi atau setelah keluar hotel," ujar Sekretaris Daker Madinah Abdillah MT dalam keterangan tertulisnya, dikutip dari Antara, Senin 13 Juni.
Abdillah mengatakan, sebagian besar jemaah yang lupa arah pulang karena tidak membawa kartu nama hotel yang sudah dibagikan. Padahal, kartu nama hotel itu bisa menjadi sarana untuk bertanya kepada petugas yang ada di sekitaran Masjid Nabawi.
"Mereka kebanyakan jemaah yang belum pernah umrah atau berhaji. Mereka biasanya tidak memperhatikan orientasi arah khususnya terkait pintu di Masjid Nabawi," kata dia.
Maka dari itu, Abdillah membagikan sejumlah tips yang bisa dilakukan jemaah jika lupa arah pulang ke hotelnya.
Adapun tips tersebut, yaitu jemaah calon haji diminta tetap tenang, tidak perlu panik, sebab banyak petugas haji Indonesia di sekitar Masjid Nabawi.
Selanjutnya, wajib membawa kartu nama hotel dan tunjukkan saat bertanya kepada petugas yang ada di sekitar Masjid Nabawi. Hal yang bisa dilakukan lagi yakni kenali patokan/penanda yang mengarah pada hotel tempat tinggal.
"Cari petugas sektor khusus Nabawi, pakai rompi hitam bertuliskan Petugas Haji Indonesia," imbuhnya.
Baca juga:
- 4 Anggota PAW KPU Resmi Dilantik, Tersisa 1 dari Papua Barat
- Puas Kinerja Jokowi tapi Ingin Reshuffle Kabinet, Survei Charta Politika Dipersoalkan, Politikus Ini Singgung Curhat Emak-emak
- Dalam Gendongan Ibunya, Bayi Ridwan Kamil Taburkan Bunga di Atas Kuburan Eril
- Kasus Omicron BA.4 dan BA.5 di Indonesia Bertambah Jadi 8 Pasien
Sebelumnya, Kementerian Agama juga membekali jemaah dan petugas haji Indonesia dengan gelang identitas dan meminta mereka untuk selalu memakainya serta tak menukar dengan orang lain karena menjadi data untuk proses identifikasi apabila terpisah dengan rombongan.
"Kami mengimbau kepada seluruh jemaah agar memakai gelang identitas tersebut sejak diterima sampai kembali ke rumah domisili masing-masing di Tanah Air. Jangan hanya disimpan karena takut hilang," ujar Kepala Biro Humas, Data, dan Informasi Kementerian Agama Akhmad Fauzin.
Akhmad mengatakan gelang identitas itu memuat sejumlah informasi penting terkait jemaah. Ada enam kolom dalam gelang tersebut pertama, berisi keterangan asal embarkasi dan tahun keberangkatan. Misal, JKS 1443 H yang artinya, jemaah asal Embarkasi Jakarta-Bekasi yang berangkat pada 1443 H.
Kolom kedua berisi nomor kloter, ketiga memuat keterangan nomor paspor jemaah, keempat berisi tulisan jemaah haji Indonesia dalam bahasa arab (al hajjul Indonesiyyi). Kemudian kolom kelima berisi nama jemaah/petugas sesuai nama di buku paspor, terakhir kolom berisi bendera Indonesia sekaligus sebagai penanda jemaah atau petugas asal Indonesia.
"Gelang tersebut terbukti sangat memudahkan berbagai pihak untuk mengidentifikasi jemaah ketika terpisah, lupa arah jalan ke pemondokan, dan lain-lain," pungkasnya.