Muncul di Bali, Subvarian BA.4 dan BA.5 Disebut Kemenkes Penyebab Kasus COVID-19 di Sejumlah Negara
JAKARTA - Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mohammad Syahril menyampaikan subvarian baru Omicron BA.4 dan BA.5 menjadi penyebab kasus COVID-19 di beberapa negara di dunia naik.
"Kenaikan kasus di beberapa negara dikaitkan dengan adanya atau meningkatkan kasus BA.4 dan BA.5," ujar Syahril dilansir Antara, Jumat, 10 Juni.
Dia mengemukakan, laporan dari Global Initiative on Sharing ALL Influenza Data (GISAID) terdapat laporan 6.903 sekuens subvarian BA.4 dari 58 negara. Lima negara dengan squencing terbanyak, yakni Afrika Selatan, Amerika Serikat, Inggris, Denmark dan Israel.
Sementara subvarian BA.5 sebanyak 8.687 sekuens dari 63 negara. Lima negara dengan squencing BA.5 terbanyak adalah Amerika Serikat, Portugal, Jerman, Inggris dan Afrika Selatan.
"Dari laporan itu disampaikan bahwa transmisi BA.4 maupun BA.5 memiliki kemungkinan menyebar lebih cepat dibanding dengan omicron sebelumnya. Namun tingkat keparahannya tidak ada indikasi kesakitan lebih parah," tuturnya.
Namun Syahril meminta masyarakat untuk tetap waspada mengingat subvarian baru Omicron itu memiliki kemampuan untuk menurunkan terapi antibodi monoklonal serta mampu untuk menghindar atau lolos dari kekebalan yang sudah ada pada seseorang, baik dari vaksinasi atau secara alamiah.
"Yang mungkin perlu kita waspadai, yaitu immune escape, artinya dia menghindar dari imunitas seseorang," ujarnya.
Karena itu, ia meminta masyarakat untuk tetap disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan.
"Protokol kesehatan menjadi upaya pertama, di samping vaksinasi, tentu saja kita tidak ingin ada lonjakan kasus lagi seperti varian Delta maupun Omicron sebelumnya," tuturnya.
Baca juga:
- Kasus COVID-19 Naik Lagi, Tapi Menkes Jamin Masih Aman: Imunitas Indonesia Tinggi
- Ikuti Arahan Jokowi Soal Stok dan Harga Minyak Goreng, Kapolri Sigit Akan Awasi 17 Ribu Pasar
- Mau Produksi Vaksin BUMN Bulan Depan, Bio Farma Tunggu Kabar Baik dari EUA
- Istri Ridwan Kamil: A Eril Ditemukan dalam Keadaan Bersih, Tampan, dan Tersenyum
Syahril menambahkan, adanya pelonggaran memakai masker di luar ruangan terbuka akan dievaluasi apabila ada peningkatan kasus karena subvarian baru itu.
"Tentu saja kita tidak ingin lonjakan kasus lagi. Protokol kesehatan adalah kewajiban kita, juga bagi mereka yang sakit dan ada komorbid diwajibkan masker," ucapnya.