Investasi Asing Masih Tumbuh 50,8 Persen, atau Menjadi Rp106,1 Triliun pada Juli-September

JAKARTA - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi di Indonesia pada Juli hingga September atau kuartal III tahun ini sebesar Rp209 triliun. Angka tersebut naik 8,9 persen dari kuartal sebelumnya, meskipun saat ini pandemi COVID-19 masih terjadi.

Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan, angka realisasi investasi sudah mencapai 74,8 persen dari target sebesar Rp817,2 triliun. Di bandingkan dengan priode yang sama tahun lalu, ada peningkatan sebesar 1,6 persen.

"Saya menyampaikan bahwa masa kritis realisasi investasi kita di 2020 itu sudah terlewatkan. Kritis kita itu di kuartal II di mana realisasi investasi kita hanya Rp190 triliun. Kita lihat di kuartal III realisasi investasi kita yaitu sebesar Rp209 triliun," tuturnya, dalam konferensi pers secara virtual, Jumat, 23 Oktober.

Dari realisasi investasi kuartal III sebesar Rp209, Bahlil mengklaim, terjadi penyerapan tenaga kerja sebanyak 295.387 orang dari 45.726 proyek investasi yang ada di Indonesia.

"Kita push betul gimana caranya realisasi investasi menggunakan tenaga kerja. Sekali mereka ada peralatan, kita katakan ke investor butuh pekerjaan yang cukup karena pandemi," tuturnya.

Ada pun Penanaman Modal Asing (PMA) tercatat sebesar Rp106,1 triliun atau 50,8 persen dengan pertumbuhan dibanding kuartal II sebesar 8,7 persen. Dan meningkat 1,1 persen jika dibandingkan kuartal III tahun 2019.

Untuk Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) realisasinya sebesar Rp102,9 triliun atau 49,2 persen dengan pertumbuhan dibanding kuartal II sebesar 9,1 persen. Dan meningkat 2,1 persen jika dibandingkan kuartal III tahun 2019.

"Ini juga menarik bahwa pertumbuhan realisasi PMA-nya sudah mulai peningkatan yang baik, sekalipun belum terlalu maksimal dan ini hampir berimbang dengan PMDN-nya. Artinya, bahwa di kuartal III ini di mana adalah momentum untuk naik. Kuartal II turun dan sekarang naik baik PMA maupun PMDN," jelasnya.

Sektor Investasi Paling Besar

BKPM mencatat ada lima sektor dengan investasi terbesar. Pertama, transportasi, gudang dan telekomunikasi dengan investasi Rp32,1 triliun. Pertumbuhan sektor ini mencapai 15,3 persen.

Kedua, industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya dengan investasi Rp24,6 trilun dan pertumbuhannya sebesar 11,8 persen.

Ketiga, listrik, gas dan air dengan investasi Rp24,4 triliun dan pertumbuhannya mencapai 11,7 persen. Keempat, konstruksi dengan investasi Rp23,2 triliun, dan pertumbuhannya 11,1 persen.

Terakhir, perumahan, kawasan industri dan perkantoran dengan investasi Rp21,3 triliun. Pertumbuhan sektor ini sebesar 10,2 persen.

"Perumahan, kawasan industri kita dorong agar terjadi suatu tempat yang betul-betul terintergasi antara pengusaha besar, menengah dan UMKM sepertu di Batang," tuturnya.