Menlu Rusia Sebut Miliaran Dolar dan Euro Dihabiskan untuk Persenjatai Ukraina, Tapi Eropa Terancam Kemiskinan
JAKARTA - Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan, orang-orang Eropa terancam menghandapi inflasi dan penurunan kualitas hidup karena sanksi anti-Rusia, dengan banyak yang terancam kemiskinan, saat miliaran dolar dan euro dihabiskan untuk mempersenjatai Ukraina.
"Kualitas hidup memburuk di Eropa, inflasi meningkat, tingkat pertumbuhan melambat. Bahkan ada konsep baru 'orang miskin baru'. Orang-orang menderita dari masalah yang muncul, termasuk kenaikan harga. Banyak yang akan menghadapi kemiskinan," kata menlu Lavrov dalam wawancara dengan RTRS seperti dikutip dari TASS 6 Juni.
Sementara itu, puluhan miliar dolar dan euro dihabiskan untuk mempersenjatai Ukraina, ujar Lavrov.
"Jerman menyatakan penting bagi Berlin untuk tidak mendukung Jerman selama masa sulit pertumbuhan harga, tetapi mengalokasikan 100 miliar dolar Amerika Serikat untuk militerisasi negara mereka," ungkapnya.
"Ini mengingatkan banyak orang di Eropa, bahwa pernyataan Jerman tentang perlunya mengubah dirinya menjadi kekuatan Eropa terkemuka, mungkin tidak dianggap begitu polos oleh banyak orang."
Menlu Lavrov menggarisbawahi, Rusia telah lama kehilangan kepercayaan pada keandalan dan negotiabilitas negara-negara Barat. Ia menunjukkan bahwa, setelah sanksi 2014, Rusia mulai mengandalkan kemampuan dan kontaknya sendiri dengan mitra yang dapat diandalkan.
Baca juga:
- Baru Tiba di Tempat Pelatihan, Ratusan Tentara Bayaran Asing Ukraina Tewas Dihantam Senjata Jarak Jauh Rusia
- 100 Hari Invasi: Rusia Duduki 20 Persen Wilayah Ukraina, Presiden Zelensky Berharap Pasokan Senjata Ditingkatkan
- Perayaan Platinum Jubilee, Ratu Elizabeth II Dapat Hadiah Kuda dari Presiden Prancis Emmanuel Macron
- Swedia Bakal Tambah Bantuan Militer untuk Ukraina, Termasuk Rudal Anti-kapal
"Langkah-langkah yang kami ambil mengubah kami menjadi kekuatan pertanian terbesar. Sebelumnya, kami mengimpor banyak makanan," pungkas diplomat senior itu.