Korea Utara Berjuang Hadapi COVID-19, 79.100 Orang Demam dan Satu Meninggal
JAKARTA - Korea Utara tengah berperang melawan gelombang COVID-19 sejak menyatakan keadaan darurat dan memberlakukan penguncian nasional pada Mei. Korea Utara melaporkan sekitar 79.100 orang lagi bergejala demam dan satu kematian tambahan di tengah wabah virus corona yang dikonfirmasi pertama kali.
Dikutip dari media pemerintah KCNA mengatakan pada Sabtu, 4 Juni, kondisi tersebut memicu kekhawatiran atas kurangnya vaksin dan pasokan medis serta makanan.
Jumlah total pasien demam di seluruh negeri sejak akhir April mendekati empat juta, dan jumlah kematian naik satu menjadi 71 orang, kata KCNA, yang menggunakan data dari markas besar pencegahan epidemi darurat negara.
KCNA mengatakan epidemi telah menunjukkan tanda-tanda mereda, setelah hitungan harian kasus demam mencapai 390.000 dua minggu lalu.
Baca juga:
- Kasus Demam Bertambah 96.000: WHO Duga COVID-19 di Korea Utara Memburuk, Tidak Punya Akses ke Data dan Situasi Aktual
- Rusia Sebut Invasinya di Ukraina Operasi Militer Khusus, Bukan Perang: Ini Penjelasan Mantan Presiden Medvedev
- Meski Kasus COVID-19 Melandai, Disdikpora Minta Pelajar di Yogyakarta Tetap Pakai Masker di Sekolah
- Mensos Risma Jawab Temuan BPK Soal Bansos Tak Tepat Sasaran Rp6,93 Triliun
Dikutip dari ANTARA, Korea Utara tidak pernah mengkonfirmasi berapa banyak orang yang dites positif COVID-19, tampaknya kekurangan pasokan pengujian.
Tapi, para ahli mengatakan jumlah yang dipublikasikan bisa jadi tidak mencerminkan angka riil, dan itu bisa menyulitkan penilaian skala situasi yang sebenarnya.