Swedia Bakal Tambah Bantuan Militer untuk Ukraina, Termasuk Rudal Anti-kapal
JAKARTA - Swedia akan memberi Ukraina lebih banyak bantuan ekonomi dan peralatan militer, termasuk rudal anti-kapal, senapan dan senjata anti-tank, kata Menteri Keuangan Mikael Damberg dan Menteri Pertahanan Peter Hultqvist, Kamis.
"Usulan yang diajukan (ke parlemen) berarti, bahwa dana yang dialokasikan untuk anggaran pemerintah pusat akan meningkat sebesar 1 miliar krona Swedia (Rp1.476.867.449.000) pada tahun 2022," kata Kementerian Keuangan negara Nordik dalam sebuah pernyataan, melansir Reuters 2 Juni.
"Dalam solidaritas dengan Ukraina, dan sebagai bagian dari tanggapan internasional terhadap tindakan Rusia, pemerintah melihat kebutuhan yang berkelanjutan untuk mendukung Ukraina," sambung pernyataan tersebut.
Sebelumnya, Swedia mengumumkan rencana pengiriman perlengkapan militer termasuk 5.000 senjata anti-tank, helm dan pelindung tubuh ke Ukraina pada Februari lalu. Bulan berikutnya, mereka mengumumkan akan mengirim 5.000 senjata anti-tank lainnya.
Diketahui, Ukraina terus mendapatkan dukungan persenjataan dari berbagai negara Barat. Terbaru, Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengumumkan bantuan militer terbaru untuk Ukraina dengan nilai mencapai sekitar Rp 10 triliun, menyebut negaranya akan terus membantu Kyiv mempertahankan diri.
Baca juga:
- Presiden Biden Setujui Pengiriman Roket Canggih ke Ukraina, Tapi Gedung Putih Minta Jaminan Kyiv Tidak Serang Rusia
- AS Kirim Roket ke Ukraina, Pejabat Moskow: Sengaja Siram Bahan Bakar ke Api, Tingkatkan Risiko Konfrontasi Langsung dengan Rusia
- Kremlin Sebut Presiden Putin dan Zelensky Bisa Bertemu untuk Selesaikan Dokumen, China Minta Barat Berhenti Picu Konflik di Ukraina
- Usai Tolak Permintaan Jerman dan Polandia, Swiss Veto Rencana Pengiriman Kendaraan Lapis Baja Piranha ke Ukraina
Paket senjata baru senilai 700 juta dolar AS atau sekitar Rp10.188.850.000.000 juta yang diumumkan, mencakup sistem roket artileri mobilitas tinggi, yang dapat secara akurat mencapai target sejauh 80 km (50 mil).
Sebelumnya, Presiden Biden mengumumkan rencana untuk memberikan sistem roket HIMARS presisi ke Ukraina, setelah menerima jaminan dari Kyiv bahwa mereka tidak akan menggunakannya untuk mencapai target di dalam wilayah Rusia. Presiden Biden memberlakukan syarat itu untuk mencoba menghindari eskalasi perang Ukraina.