BEM SI Bakal Turun Aksi dengan Massa Lebih Banyak Bila Jokowi Tak Terbitkan Perppu Cipta Kerja
JAKARTA - Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) mendesak Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk membuat Peraturan Pemerintah Pengganti Undang (Perppu) untuk mencabut Omnibus Law UU Cipta Kerja.
Mereka bahkan mengancam akan membuat aksi demonstrasi yang lebih besar lagi hingga menciptakan kegentingan nasional, jika Presiden Jokowi tetap bergeming dari tuntutan masyarakat.
"Apabila tidak bisa melakukan hal tersebut dalam 8x24 jam maka kami memastikan gerakan besar mahasiswa menciptakan kegentingan nasional tepat pada Hari Sumpah Pemuda," kata Koordinator BEM SI Remy Hastian di lokasi demonstrasi Patung Arjuna Wiwaha, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa, 20 Oktober.
BEM SI menegaskan, pemerintah harusnya berfokus dalam menangani pandemi COVID-19 yang kini makin memburuk bukannya malah bermanuver politik dengan mengesahkan UU Cipta Kerja.
Selain itu, Remy juga menyinggung bagaimana Presiden Jokowi justru menyebut penolakan yang terjadi di tengah masyarakat dan yang mereka suarakan terjadi karena kebohongan belaka.
Padahal di sisi lain, mahasiswa dan sejumlah unsur masyarakat lainnya telah berulangkali turun ke jalan. "Aksi itu dibalas Presiden Joko Widodo dengan menyatakan yang disuarakan masyarakat tentang Undang-undang Cipta Kerja disebabkan kebohongan belaka," tuturnya.
Baca juga:
Terkini, kondisi di Patung Kuda Arjuna Wiwaha, masih digelar demonstrasi. Mahasiswa saat ini berada di Jalan Medan Merdeka Barat arah Thamrin sedangkan massa buruh berada di sisi Jalan Medan Merdeka Barat mengarah ke Istana Negara.
Meski berbeda tempat, namun keduanya menyuarakan hal yang sama yaitu menolak UU Omnibus Law Cipta Kerja.
Mahasiswa dan buruh ini berkali-kali mengingatkan agar seluruh demonstran yang ada di rombongan mereka untuk berhati-hati dengan penyusup.
"Hati-hati penyusup teman-teman, aksi kita damai," ujar orator dari atas mobil komando.