Otoritas Prancis Sasar Komunitas Muslim Selidiki Pemenggalan Guru Sejarah Samuel Paty

JAKARTA - Seorang guru sejarah di Prancis, Samuel Paty dipenggal muridnya sendiri setelah memperlihatkan karikatur Nabi Muhammad SAW. Penyelidikan mendalam kini dilakukan otoritas ke komunitas-komunitas Muslim di negara tersebut.

Melansir Reuters, Senin, 19 Oktober, Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin yang menyebut penyelesaian kasus sesegera mungkin jadi penting untuk menghindari persepsi kebencian terhadap umat Muslim itu sendiri. Polisi, kata dia telah melakukan penyelidikan terhadap 80 kelompok Muslim.

"Operasi polisi telah terjadi dan lebih banyak lagi akan terjadi menyangkut puluhan orang," katanya, kepada radio Europe 1.

Lebih dari itu. Salah seorang sumber kepolisian mengatakan pada Reuters bahwa Prancis sedang bersiap mengusir 231 orang asing dari Prancis. Mereka adalah orang-orang yang dianggap terlibat dalam agenda serta kegiatan-kegiatan ekstremis. Meski begitu, tak dijelaskan apakah pengusiran berhubungan dengan penyelidikan yang disebut-sebut Darmanin.

Pemenggal Paty memicu kemarahan di seluruh Prancis. Presiden Prancis Emmanuel Macron dan sederet politikus juga telah menyatakan sikap mengutuk.

Pembunuhan Paty berawal ketika Paty memperlihatkan kartun Nabi Muhammad SAW di depan kelas. Paty menyebut hal itu dilakukan untuk memberi pelajaran tentang kebebasan berekspresi kepada anak muridnya. Namun, resistensi dan kegaduhan yang muncul dari sikap Paty nyatanya sangat besar.