Salah Sebut Presiden Prancis sebagai Perdana Menteri, Trump Dianggap Menurunkan Posisi Macron
Donald Trump dan Emmanuel Macron (Sumber: Wikimedia Commons)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Amerika Serikat Donald Trump memang kerap mengeluarkan kata-kata kontroversial. Kini giliran Presiden Prancis, Emmanuel Macron yang terbawa dalam celotehannya. Pasalnya Trump salah menyebut Macron sebagai Perdana Menteri Prancis, bukan Presiden. Hal itu lantas dianggap sebagai menurunkan posisi Macron.

Menurut pemberitaan France24, Trump salah menyebut Macron sebagai Perdana Menteri Prancis saat sedang berkampanye di Michigan. Belakangan ini Calon Presiden dari Partai Republik itu memang tengah gencar menggalang suara mengingat Pemilu AS tinggal tiga minggu lagi.

Saat itu Trump tengah membicarakan perjanjian perdagangan NAFTA lama dengan Kanada dan Meksiko, yang dia sebut sebagai kesepakatan buruk bagi AS dan bersikeras untuk melakukan negosiasi ulang. Saat membahas hal tersebut, Trump mengalihkan perhatiannya untuk membicarakan Macron dan kesepakatan perubahan iklim Paris.

Trump, yang mempertanyakan ilmu pengetahuan di balik pemanasan global, menarik AS keluar dari perjanjian global yang penting itu pada 2017. Alasan Trump menarik AS dari kesepakatan tersebut karena dianggap merugikan AS. 

"Dan Anda tahu apa lagi yang saya hentikan? Kesepakatan lingkungan Paris," kata Trump. "Dan saya sangat suka dengan Perdana Menteri Macron. Tapi saya berkata 'bagaimana kabarnya di sana? Bagaimana kesepakatannya?' Mereka tidak melakukan terlalu baik," ujarnya. 

"Saya menghemat triliunan dolar, tidak ada orang lain yang akan melakukannya. Saya katakan itu bencana, mereka pada dasarnya ingin mengambil kekayaan kami," tambah Trump.

Pada tahun pertama Trump menjabat sebagai presiden, diketahui bahwa ia menjalin hubungan yang erat dengan Presiden Prancis. Tetapi hubungan tersebut semakin mendingin selama bertahun-tahun dan menampilkan apa yang disebut perang jabat tangan. Perang jabat tangan merupakan kondisi di mana Macron meniru kegemaran presiden AS menyalami tangan seseorang dengan keras dan tidak melepaskan.

Emmanuel Macron baru saja ditunjuk sebagai presiden Prancis ketika dia pertama kali bertemu dengan Trump di Brussel pada Mei 2017 sebelum pertemuan puncak NATO. Diperingatkan sebelumnya dan berita tentang jabat tangan agresif antara Donald Trump dan PM Jepang Shinzo Abe, Macron membalas dengan mencengkeram tangan Trump. Ia mencengkeram tangan Trump hingga tangannya memucat. 

Pada pertemuan bilateral pada 2019 di Prancis, Macron kembali mencengkeram tangan Trump begitu lama. Salaman tersebut meninggalkan bekas sidik jari putih yang jelas di atas tangan Trump.