Konglomerat Ukraina Mau Tuntut Kremlin karena Bikin Pabrik Bajanya di Mariupol Hancur Lebur

JAKARTA - Rusia siap-siap dituntut konglomerat Ukraina. Rinat Akhmetov kesal karena pabrik baja milik dia di kota Mariupol hancur lebur di bom pasukan Rusia.

Kerugian yang diderita mencapai 20 miliar Amerika Serikat. Pabrik baja Azovstal punya Akhmetov memang rusak akibat pemboman dan penembakan Rusia.

Pabrik ini menjadi benteng pertahanan terakhir di kota pelabuhan selatan. Pabrik Baja dan Besi Illich, yang juga dimiliki oleh Rinat Akhmetov, juga rusak parah selama penembakan Rusia di Mariupol.

"Kami pasti akan menuntut Rusia dan menuntut kompensasi yang layak untuk semua kerugian dan bisnis yang hilang," Akhmetov dikutip dari Channel News Asia, Kamis 26 Mei.

Akhmetov memiliki produsen baja terbesar Ukraina Metinvest. Dia akan meminta kremlin mengganti biaya kerusakan Azovstal dan Illich.

"Biaya penggantian ... karena agresi Rusia adalah dari US$17 hingga US$20 miliar. Jumlah akhir akan ditentukan dalam gugatan terhadap Rusia," ucap dia.

Miliarder Akhmetov telah melihat kerajaan bisnisnya hancur sebelum perang oleh delapan tahun pertempuran di timur Ukraina setelah separatis pro-Rusia mengambil alih petak-petak wilayah di sana.

Sejak invasi Rusia pada 24 Februari, Metinvest telah mengumumkan tidak dapat memberikan kontrak pasokannya. Sementara Grup SCM keuangan dan industri Akhmetov melayani kewajiban utangnya, produsen listrik swastanya DTEK telah merestrukturisasi portofolio utangnya, katanya.

Akhmetov mengatakan dia tetap di Ukraina sejak perang dengan Rusia dimulai, menambahkan: "Kami percaya pada negara kami dan percaya pada kemenangan kami."