Dari World Economic Forum Menko Airlangga Ajak Investor Benamkan Modal di Indonesia: Ini Kesempatan Emas

JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto hadir secara langsung dalam rangkaian agenda World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss pekan ini. Dalam kesempatan tersebut dia mengajak para investor mancanegara untuk berinvestasi di Indonesia.

Menurut Airlangga, pertumbuhan ekonomi RI terus menguat dengan catatan sebesar 5,01 persen year on year (yoy) pada kuartal I 2022. Selain itu laju inflasi yang terkendali dan kondisi pandemi COVID-19 yang melandai menjadi modal kuat untuk bisa mengangkat daya tawar ke level yang lebih baik.

“Indonesia adalah salah satu negara dengan ekonomi terbesar di dunia, dan saat ini adalah momen emas untuk berinvestasi di Indonesia,” ujarnya dalam keterangan resmi dikutip Selasa, 24 Mei.

Airlangga menambahkan, situasi pemuliah terlihat jelas dari arahan Presiden Joko Widodo yang memperbolehkan masyarakat melepaskan masker di ruangan terbuka dan merupakan langkah awal transisi dari pandemi ke endemi.

“Kita fokus pada isu pangan, energi, dan keuangan. Hal ini menjadikan Indonesia juga turut berperan penting dalam mengatasi tantangan besar yang saling terkait, utamanya yang dipicu akibat konflik Rusia-Ukraina,” kata dia.

Lebih lanjut, Airlangga mengungkapkan pula jika Indonesia tahun ini tengah mengemban amanah Presidensi G20 yang membuat peran di dunia internasional semakin sentral.

“Kami juga ingin menyampaikan bahwa digitalisasi meningkat tajam selama pandemi yang terekam dalam transaksi komersial mencapai lebih dari 27 miliar dolar AS pada sepanjang 2021 dan menjadikan Indonesia sebagai negara ke-5 di dunia dengan jumlah start-up terbanyak yaitu 2.300 entitas,” tuturnya.

Ditambah lagi Indonesia memiliki 370 juta pengguna koneksi seluler dan 204 juta pengguna internet (74 persen dari total populasi).

Adapun mengenai transisi energi, Airlangga menyampaikan bahwa RI berkomitmen dalam mewujudkan Energi Baru Terbarukan (EBT). Untuk diketahui, saat ini sedang dikembangkan prototipe pajak karbon untuk pembangkit listrik tenaga batu bara, dan juga model pembiayaan yang terjangkau dan berkelanjutan.

“Salah satu yang menjadi penting dalam transisi energi ini adalah tentang bagaimana menyiapkan pendanaannya melalui mekanisme blended finance dan mengembangkan protokol obligasi transisi sebagai peluang untuk memberikan pembiayaan kepada perusahaan yang memiliki target transisi ke industri hijau di masa depan,” tutup Menko Airlangga.

Turut hadir dalam agenda di Davos Menteri Investasi, Menteri Perindustrian, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Menteri Komunikasi dan Informatika, Wakil Menteri BUMN, Duta Besar Indonesia untuk Swiss , Ketua Umum Kadin, Chair B20, dan Perutusan Tetap Republik Indonesia.