Respon Warganet Lihat Kepala Daerah Saat Berhadapan dengan Aksi Demonstran UU Cipta Kerja
JAKARTA - Selama sepekan terakhir, aksi demonstrasi menolak UU Cipta Kerja tak hanya terjadi di DKI Jakarta. Sejumlah daerah lainnya seperti Bandung, Surabaya, Solo dan Yogyakarta tak luput dari aksi demonstrasi.
Sudah menjadi tugas pemerintahan daerah untuk menghadapi massa demonstrasi seperti ini. Meskipun yang diprotes adalah hasil kebijakan pusat, pemda merupakan representasi negara dalam level lokal.
Keterlibatan pemda dalam wacana aksi penolakan Omnibus Law memunculkan sejumlah nama pemimpin daerah dalam perbincangan publik. Dalam ranah sosial media, Warganet kerap mengaitkan nama mereka dalam sebuah cuitan dengan berbagai macam sentimen dan kepentingan.
Baca juga:
Berdasarkan media monitoring Netray, memantau sejumlah nama kepala daerah yang muncul dalam perbincangan warganet terkait UU Cipta Kerja. Beberapa Pemimpin Daerah yang namanya kerap dicatut warganet antara lain: Ridwan Kamil, Tri Risma, Ganjar Pranowo, hingga Anies Baswedan.
Secara umum, pemantauan terhadap figur pemimpin daerah selama sepekan tersebut berhasil merangkum setidaknya 22 ribu lebih cuitan warganet. 50 persen cuitan terindeks mengandung sentimen dengan rincian 5.848 cuitan bersentimen positif. Sedangkan 6.718 bersentimen negatif.
"Wali kota Surabaya Tri Rismaharini atau yang kerap disapa dengan Bu Risma, kerap muncul dalam perbincangan terkait aksi protes UU Cipta Kerja. Namanya mencuat ketika Risma memarahi seorang demonstran yang telah merusak fasilitas umum di Kota Surabaya," tulis Netray, Rabu, 14 Oktober.
Aksi ini banyak didukung warganet, mengingat image Risma sebagai pemimpin daerah yang gemar memarahi orang-orang yang dianggap mengganggu dan merusak tatanan Kota Surabaya. Di mana lebih dari 124 ribu respon positif diberikan warganet kepada Risma.
Pemimpin daerah kedua yang namanya kerap muncul akhir-akhir ini adalah Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Gubernur yang kerap dipanggil dengan nama Kang Emil ini mendapat respon positif dari warganet ketika menghadapi langsung pendemo di Bandung pada aksi massa tanggal 8 Oktober.
"Ia turun langsung menemui massa dan sepakat untuk menerbitkan surat yang isinya menyampaikan aspirasi pendemo menolak Omnibus Law Cipta Kerja," kutip VOI.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, memang jadi sorotan utama ketika konsentrasi massa demonstrasi menolak UU Cipta Kerja terjadi di pusat pemerintahan. Laporan dari portal berita online pada saat itu terhadap figur Anies tentu sangat beragam.
Tak terkecuali upayanya untuk turun ke dalam aksi massa demosntrasi tolak UU Cipta Kerja. Dalam hal ini bagi sebagian orang merupakan langkah bijak yang entah bagaimana caranya bertransformasi menjadi dukungan politik pada Pilpres yang akan datang. Namun, tak sedikit pula yang melihatnya dengan kacamata sinis.
Yang jelas, perbincangan tentang aksi Anies Baswedan dalam situasi tersebut jauh melampaui dua pemimpin daerah sebelumnya. Tercatat muncul 16.065 cuitan selama sepekan dengan total impresi sebanyak lebih dari 188 ribu dan menjangkau 80,4 juta pengguna Twitter.
Meskipun sentimen negatif terlihat stabil selama sepekan dengan total 4,807 cuitan, kemunculan Anies di tengah-tengah demonstran berhasil melambungkan sentimen positif terhadapnya 3.391 cuitan.
Pemimpin daerah terakhir dalam pemantauan ini adalah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Sama seperti pemimpin daerah lain, di luar DKI Jakarta dan otonomi khusus, perbincangan yang menyebut nama Ganjar sebagian besar masih didominasi isu penanganan wabah virus korona.
Dan persis ketika tanggal 8 Oktober, wacana perbincangan bergeser pada aksi Gubernur menghadapi ulah demonstran. Berbeda dengan pemimpin daerah yang lain, nama Ganjar tidak terlalu acap muncul dalam perbincangan warganet.
Netray hanya berhasil mengumpulkan 458 kali cuitan dalam satu pekan pemantauan. Dan hanya menghasilkan 183 cuitan dengan sentimen positif dan 63 cuitan yang memiliki sentimen negatif. Namun jika dibandingkan dengan data yang lain, keberadaan Ganjar memberikan dampak yang besar dalam perbincangan warganet di Twitter.
Nyatanya setiap pemimpin daerah menghadapi situasi dengan caranya masing-masing. Demikian pula respon dari warganet terkait atas aksi para pemimpin daerah ketika berhadapan dengan massa demonstran tolak UU Cipta Kerja.