Media AS Ogah Meliput Trump karena Diagnosis COVID-19 Sang Presiden
JAKARTA - Beberapa outlet media kompak memutuskan untuk tidak bepergian dengan Air Force One bersama Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Mereka khawatir soal diagnosis positif COVID-19 Trump, meski dokter Gedung Putih telah mengizinkan Trump kembali ke publik.
Perjalanan kampanye itu rencananya akan dilakukan ke Florida. Dikutip dari Fox News, Selasa, 13 Oktober, outlet media, seperti The Washington Post dan Wall Street Journal memilih tak mengirim jurnalis mana pun untuk ikut presiden. Media daring lainnya, yang baru-baru ini menghindari tugas kumpulan pers dari Gedung Putih adalah Politico, Hearst Newspapers dan BuzzFeed.
"Wartawan Gedung Putih memiliki masalah keamanan dan tidak nyaman bepergian dengan presiden saat ini," kata Elisabeth Bumiller, kepala biro The New York Times.
Berita ini datang ketika Trump melakukan kampanye di Florida pada Senin 12 Oktober malam di sebuah bandara di Sanford, tepat di utara Orlando. Kampanye tersebut merupakan kampanye pertama Trump sejak diagnosa COVID-19.
Dokter yang merawat Trump menyatakan bahwa Trump menanggapi pengobatan dengan baik. Dokter tersebut mengklaim bahwa Trump dapat dengan aman menjalani jadwal normalnya tanpa risiko tertular atau menularkan COVID-19.
Berita banyaknya media yang enggan meliput Trump datang pada hari yang sama ketika calon Mahkamah Agung Trump, Hakim Amy Coney Barrett, memulai sidang konfirmasi Senatnya. Ia menyampaikan pernyataan pembukaannya kepada Komite Kehakiman Senat.
Sejak dinyatakan sembuh, Trump mengatakan bahwa dirinya kini kebal dari COVID-19. Padahal, bukti ilmiah tidak meyakinkan tentang berapa lama orang yang telah pulih dari COVID-19 memiliki antibodi dan terlindungi dari infeksi kedua. Namun Trump telah mengklaim bahwa dirinya kebal virus corona dan tidak lagi melakukan pengobatan.
Baca juga:
“Sepertinya saya kebal, saya tidak tahu, mungkin waktu lama, atau mungkin waktu singkat. Bisa seumur hidup. Tidak ada yang benar-benar tahu, "kata Trump.
"Sekarang Anda memiliki presiden yang tidak harus bersembunyi di ruang bawah tanah, seperti lawannya," kata Trump menyindir rivalnya di Pemilu AS 2020 nanti, Joe Biden.
Jemawanya Trump juga mungkin dikarenakan sudah percaya diri dengan antibodi COVID-19 buatan Regeneron. Obat tersebut diketahui menjadi pengobatan Trump dan akan digunakan untuk mengobati pasien COVID-19 pada 2020.
Bahkan Operation Warp Speed, program pemerintah AS yang dibentuk untuk penanggulangan COVID-19, telah mengamankan ratusan ribu dosis obat antibodi monoklonal yang dikembangkan oleh Regeneron Pharmaceutical Inc and Eli Lilly & Co, U.S tersebut. Nantinya akan ada satu juta dosis yang diamankan oleh pemerintah sampai akhir tahun ini.