Halal Bihalal PDIP di Jateng Tak Ada Sosok Ganjar, Pengamat: Tampaknya Memang Sudah Disisihkan
JAKARTA - DPD PDIP Jawa Tengah menggelar halal bihalal antar kepala daerah Jateng di Semarang, Sabtu, 7 Mei. Masalahnya tidak ada Ganjar Pranowo --kader PDI Perjuangan yang kini jadi gubernur Jawa Tengah.
Ganjar Pranowo malah melakukan road show ke sejumlah daerah. Mulai dari Yogyakarta, Ganjar Pranowo bersilaturahmi ke Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah bertemu dengan Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir.
Ganjar juga ke Makassar untuk ziarah ke makam Pangeran Diponegoro. Dia juga datang untuk ziarah ke makam Sultan Hasanuddin.
Lalu Ganjar juga bertemu dengan Aisyah, bocah asal Bangkala Makassar berusia 12 tahun yang harus menjadi tulang punggung keluarga dan merawat dua adik kembarnya yang masih berusia 6 tahun.
Analisa politik
Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, menilai ketidakhadiran Ganjar Pranowo dalam acara halal bihalal di DPD PDIP Jawa Tengah menguatkan spekulasi, hubungannya dengan partai Banteng sudah sampai titik nadir terendah.
Menurut Jamiluddin, alasan ketidakhadiran Ganjar karena memantau arus balik, sangatlah tidak logis. Sebab, sehari sebelumnya Ganjar masih punya waktu untuk bersilaturahmi ke PP Muhammadiyah di Yogyakarta.
"Kehadiran semua kepala daerah di Jateng juga menguatkan spekulasi rendahnya hubungan Ganjar dan PDIP. Bisa jadi Ganjar memang tidak diundang dalam acara tersebut," ujar Jamiluddin di Jakarta, Senin, 9 Mei.
Kemungkinan tak diundang, lanjutnya, sangat besar karena hubungan Ganjar dan Ketua Bappilu Jateng Bambang Wuryanto atau Bambang Pacul belakangan ini memang tidak baik.
"Bambang Pacul tampaknya sudah tidak menganggap lagi Ganjar sebagai kader PDIP," katanya.
Jamiluddin mengatakan, dugaan tersebut sebenarnya sudah makin jelas ketika Ketua DPP PDIP yang juga Ketua DPR Puan Maharani meresmikan pompa air bersih di Wonogiri. Dalam lawatan Puan itu juga tidak dihadiri Ganjar. Padahal Wonogiri itu masih wilayah kekuasaan Ganjar.
Baca juga:
"Jadi, Ganjar tampaknya memang sudah disisihkan dari PDIP. Hal itu terjadi karena Ganjar dinilai tidak peka keinginan DPP yang menginginkan Puan sebagai calon kuat dari PDIP pada Pilpres 2024," jelas Jamiluddin.
Mantan dekan Fikom IISIP Jakarta itu mengatakan, Ganjar dianggap tetap membangkang karena terus mengerahkan relawannya untuk Pilpres 2024. Sikap dan tindakan Ganjar dinilai oleh DPP PDIP sebagai kader yang tidak loyal.
"Karena itu, Bambang Pacul sebagai Ketua DPD PDIP Jateng wajar memberi sanksi kepada Ganjar dengan cara mengucilkannya. Sebab, Bambang Pacul itu loyalis Puan dan akan mengamankan Puan untuk menjadi capres PDIP pada Pilpres 2024," tandasnya.