Google Berhasil Blokir 1,2 Juta Aplikasi Berbahaya di Play Store

JAKARTA - Google menyadari layanan Play Store-nya kerap disusupi aplikasi yang membahayakan pengguna. Karenanya, perusahaan ini berhasil memblokir 1,2 juta aplikasi yang melanggar aturannya.

Raksasa teknologi itu memiliki cara bagaimana mereka melindungi pengguna dari aplikasi dan pengembang berbahaya di Play Store dengan memperkenalkan beberapa fitur yang berfokus pada privasi tahun lalu.

Hal ini guna meningkatkan perlindungan terhadap aplikasi dan pengembang berbahaya, dan meningkatkan keamanan data SDK.

Selain itu, perusahaan terus meningkatkan sistem pembelajaran mesin dan proses peninjauan, membantunya memblokir 1,2 juta aplikasi yang melanggar privasi agar tidak dipublikasikan di Play Store.

Upaya perusahaan untuk memerangi para pengembang aplikasi jahat dan berisi spam juga telah mengakibatkan lebih dari 190.000 akun diblokir pada 2021, dan menutup 500.000 akun pengembang yang tidak aktif.

"Selain itu, Google Play Protect terus memindai miliaran aplikasi yang diinstal setiap hari di miliaran perangkat untuk menjaga orang tetap aman dari malware dan perangkat lunak yang tidak diinginkan," ungkap Google dalam unggahan blog resminya.

Malware memang telah lama menjadi masalah di Play Store. Contoh terbaru, dilaporkan oleh Wall Street Journal terkait dengan kontraktor pertahanan Amerika Serikat (AS) dan berdampak pada aplikasi doa Muslim dengan lebih dari 10 juta unduhan.

Melansir TechRadar, Jumat, 29 April, dibandingkan dengan Apple, Google terkadang memiliki pendekatan yang lebih longgar dalam memeriksa pengajuan aplikasi, membuat pengguna lebih bergantung pada layanan antivirus Android.

Namun, seiring waktu, perusahaan menjadi lebih agresif dalam menyingkirkan aktor jahat. Google merinci kemajuan yang telah dibuatnya dalam mencegah pengembang merilis aplikasi yang akan merugikan pengguna.

"Sebagai hasil dari perlindungan dan kebijakan platform baru, kolaborasi dan pendidikan pengembang, 98 persen aplikasi yang bermigrasi ke Android 11 atau lebih tinggi telah mengurangi aksesnya ke API sensitif dan data pengguna," kata Google.

Bahkan, pengguna ponsel Pixel juga mendapat perlakuan khusus dari Google, termasuk Security Hub baru yang menawarkan cara terpusat untuk mengelola keamanan di Android.

Terakhir, Google juga memperkenalkan model pembelajaran mesin baru untuk membantu meningkatkan deteksi malware dan ransomware pada perangkat Pixel.