Invasi Rusia ke Ukraina, Harga Emas Batangan Terbesar di Dunia Melonjak Lima Kali Lipat Jadi Rp247 Miliar

JAKARTA - Di tengah krisis invasi Rusia ke Ukraina yang berlarut sejak 24 Februari, memicu ketidakstabilan dan menyebabkan harga komoditas meroket, termasuk harga emas batangan terbesar di dunia melonjak tinggi.

Tak tanggung-tanggung harganya melonjak lima kali lipat dibanding saat pertama kali dipamerkan pada tahun 2005 silam di Jepang, dengan nilai saat ini menjadi lebih dari 2,2 miliar yen atau sekitar Rp247.590.908.620.

Emas batangan seberat 250 kilogram dipamerkan di taman hiburan Tambang Emas Toi di Izu, Prefektur Shizuoka, Jepang. Batangan emas itu dilebur oleh perusahaan induk operator taman pada tahun 2005. Tak lama, Guinness World Records menyertifikasinya sebagai yang terbesar di dunia pada tahun yang sama.

Emas batangan terbesar itu pertama kali dipamerkan ke publik pada Bulan Juli 2005. Nilainya ketika itu berkisar 400 juta yen atau sekitar Rp45.016.528.840.

Pada 20 April lalu, harga 1 gram emas di Negeri Sakura mencapai 8.969 yen atau sekitar Rp1.009.383 termasuk pajak, menurut produsen emas batangan Tanaka Kikinzoku Kogyo K.K.

Emas batangan terbesar di dunia. (Wikimedia Commons/PHGCOM)

Emas umumnya dipandang sebagai penyimpan kekayaan yang aman di saat krisis. Nilainya mengalami peningkatan di tengah ketidakstabilan yang disebabkan oleh pandemi virus corona, termasuk perang Rusia di Ukraina.

Nilai emas batangan juga meningkat karena pelemahan yen Jepang baru-baru ini terhadap dolar AS, yang merupakan indeks internasional untuk logam yang diperdagangkan secara global.

Diketahui, tambang emas Toi, yang mengakhiri operasi penambangan pada tahun 1965, adalah salah satu tambang paling produktif di Jepang selama masa hidupnya.

Taman hiburan di bekas situs tersebut memperkenalkan pengunjung ke sejarah tambang, menawarkan mereka kesempatan untuk menjelajahi beberapa terowongan dan mendulang emas.

Pengunjung dapat menyentuh emas batangan terbesar di dunia melalui lubang di etalase akriliknya. Taman telah memanfaatkan peningkatan nilai dalam promosi media sosial, di mana ia mengklaim menyentuh bar akan meningkatkan keberuntungan finansial pengunjung.

"Kami tidak memiliki prediksi seberapa jauh harga bisa naik. Kami ingin dunia segera menjadi tempat yang lebih stabil," kata pejabat taman Ayumi Kokubu seperti melansir Kyodo News 21 April.