Sebut Finlandia dan Swedia Dapat Bergabung dengan Cepat, Sekjen NATO: Kami Sambut Hangat

JAKARTA - Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg menyebut Finlandia dan Swedia dapat bergabung dengan cepat, jika mereka memutuskan untuk meminta keanggotaan dalam aliansi.

"Jika mereka memutuskan untuk melamar, Finlandia dan Swedia akan disambut dengan hangat dan saya berharap prosesnya berjalan cepat," kata Stoltenberg kepada wartawan di Brussels, Belgia seperti melansir Reuters 28 April.

Lebih jauh ia mengatakan, dirinya yakin pengaturan dapat ditemukan untuk periode sementara antara aplikasi oleh dua negara Skandinavia dan ratifikasi formal di parlemen dari semua 30 anggota NATO.

"Saya yakin bahwa ada cara untuk menjembatani periode sementara itu dengan cara yang cukup baik, sehigga berhasil untuk Finlandia dan Swedia," terang Stoltenberg.

Diberitakan sebelumnya, Rusia berpotensi meningkatkan pertahanannya, termasuk dengan mengerahkan senjata nuklir, jika Finlandia dan Swedia bergabung dengan NATO.

Dmitry Medvedev, wakil ketua Dewan Keamanan Rusia mengatakan, jika Swedia dan Finlandia bergabung dengan NATO, maka Rusia harus memperkuat angkatan darat, angkatan laut dan udaranya di Laut Baltik.

Medvedev juga secara eksplisit mengangkat ancaman nuklir dengan mengatakan, tidak akan ada lagi pembicaraan tentang Baltik yang 'bebas nuklir', di mana Rusia memiliki eksklave Kaliningrad yang diapit di antara Polandia dan Lithuania.

"Tidak ada lagi pembicaraan tentang status bebas nuklir untuk Baltik, keseimbangan harus dipulihkan," kata Medvedev, Presiden Rusia dari tahun 2008 hingga 2012.

"Sampai hari ini, Rusia belum mengambil tindakan seperti itu dan tidak akan melakukannya. Jika tangan kita dipaksa dengan baik, perhatikan, bukan kita yang mengusulkan ini," tandasnya.

Kaliningrad sangat penting di teater Eropa utara. Dulunya pelabuhan Prusia Koenigsberg, ibu kota Prusia Timur, terletak kurang dari 1400 km dari London dan Paris dan 500 km dari Berlin.

Rusia mengatakan pada 2018 telah mengerahkan rudal Iskander ke Kaliningrad, yang diduduki oleh Tentara Merah pada April 1945, dan diserahkan ke Uni Soviet pada konferensi Potsdam.

Iskander, yang dikenal sebagai SS-26 Stone oleh NATO, adalah sistem rudal balistik taktis jarak pendek yang dapat membawa hulu ledak konvensional dan nuklir.