Lebih dari 100 Juta XRP Ditransfer ke Wallet Lain, Pertanda Exchange Besar Akan Relisting?
JAKARTA – Perusahaan pembayaran lintas batas Ripple bersama sejumlah platform perdagangan kripto terkemuka dikabarkan memindahkan puluhan juta XRP dalam 15 jam terakhir. Sebanyak 115,3 juta XRP ditransfer ke platform On-Demand Liquidity (ODL).
Sebanyak 70 juta XRP dikirim dua kali. Pengiriman pertama sejumlah 50 juta XRP, dan transaksi kedua sebesar 20 juta token. Menurut laporan U.Today, salah satu dompet cadangan Ripple—RL18-VN—terlibat dalam kedua transaksi tersebut. Itu ditujukan untuk pengiriman 50 juta XRP dan, dari sana, 20 juta koin dikirim ke Coins.ph, platform ODL bertenaga Ripple yang beroperasi di Filipina.
Sisa dari jumlah XRP yang disebutkan di atas dikirim dari Bittrex ke Bitstamp (30 juta koin) dan melalui pertukaran Coinone (15.335.267 XRP). Jumlah keseluruhan XRP yang kirim oleh Ripple dan pertukaran senilai 74.814.502 juta dolar AS (sekitar Rp1,1 triliun) dalam bentuk fiat.
Baca juga:
- Kasus Ripple vs Komisi Sekuritas dan Bursa AS, Brad Garlinghouse: Keadilan Tertunda Karena SEC
- XRP Listing di Börse Xetra, Penasihat Umum Ripple: Terima Kasih Bagi Semua Pihak yang Mengikuti Kasus XRP vs SEC
- Presiden Biden Tunjuk Mantan Penasihat Ripple (XRP) Michael Barr Jadi Calon Wakil The Fed, Berpengaruh ke Harga XRP?
- Update Kasus Ripple: Hakim Sarah Netburn Tolak Mosi SEC, XRP Bisa Menang?
CEO Ripple Brad Garlinghouse menyatakan bahwa di tahun 2022 ini telah menunjukkan pertumbuhan terbesar untuk Ripple di luar AS, dengan perusahaan mempekerjakan banyak karyawan baru.
Sembilan puluh sembilan persen pelanggan Ripple berbasis di luar AS, menurut wawancara tersebut. Meski begitu, perseteruan Ripple dengan Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) masih tertunda.
Mengomentari kasus di meja hijau, Garlinghouse menyatakan bahwa anggapan bahwa XRP adalah sekuritas itu salah kaprah. Lebih lanjut dia menyatakan bahwa perseteruan dengan SEC bukan hanya tentang Ripple saja tapi juga terkait dengan seluruh industri kripto.