Kemenkes Uji Coba Layanan Kesehatan Terintegrasi, Cegah Duplikasi Saat Input Data
JAKARTA - Kementerian Kesehatan melakukan uji coba sistem layanan kesehatan baru, yakni Indonesia Health Service (IHS). Platform integrasi layanan kesehatan ini tengah mulai diuji coba untuk pelaku bidang kesehatan, mulai dari fasilitas pelayanan kesehatan hingga industri kesehatan.
Staf Ahli Menteri Kesehatan bidang Teknologi Kesehatan, Setiaji, mengungkapkan platform IHS akan menjadi penghubung antar platform aplikasi yang beragam pada berbagai pelaku industri kesehatan.
Platform ini tidak untuk menggantikan fungsi aplikasi yang telah ada saat ini, juga tidak untuk menyatukan semua fungsi aplikasi menjadi satu aplikasi tunggal.
“Dampaknya, implementasi pendekatan platform ini akan mewujudkan kolaborasi data kesehatan nasional bersama seluruh pelaku industri kesehatan, tanpa ada ketergantungan pada platform pemrograman tertentu,” kata Setiaji dalam keterangannya, Rabu, 27 April.
Setiaji menuturkan, jumlah aplikasi yang ada di rumah sakit sekitar 50 dan di puskesmas sekitar 70 aplikasi. Yang jadi masalah, sering kali ditemukan duplikasi data pasien dari tiap input data itu.
Karenanya, platform IHS dibuat untuk menghindari duplikasi karena input data cukup dilakukan satu kali di semua layanan yang terintegrasi.
"Implementasi pendekatan platform ini akan mewujudkan kolaborasi data kesehatan nasional bersama seluruh pelaku industri kesehatan, tanpa ada ketergantungan pada platform pemrograman tertentu," ungkap dia.
Selain itu, platform IHS juga membuat tenaga kesehatan tidak perlu menginput data berulang pada aplikasi yang berbeda. Lalu, riwayat pengobatan pasien dapat terpantau dengan detail dan runtut meski pasien berobat di rumah sakit berbeda.
Kemudian, koordinasi antarfasilitas layanan kesehatan lebih efektif karena kemudahan komunikasi untuk mencari layanan rujukan. Serta, meningkatkan kemampuan pemerintah untuk deteksi dini, pencegahan, dan respon terhadap penyakit menular.