Polisi Michigan Konfirmasi Petugas yang Tembak Mati Pria Kulit Hitam, Keluarga Korban Minta Dipecat dan Dijerat Pidana

JAKARTA - Kepolisian Michigan mengidentifikasi Christopher Schurr sebagai petugas polisi yang secara fatal menembak Patrick Lyoya, seorang pria kulit hitam berusia 26 tahun, selama pemeriksaan lalu lintas di Grand Rapids, Michigan, Amerika Serikat awal bulan ini, pada Hari Senin.

"Demi transparansi, untuk mengurangi spekulasi yang sedang berlangsung, dan untuk menghindari kebingungan lebih lanjut, saya mengkonfirmasi nama yang sudah beredar secara publik, Christopher Schurr, sebagai petugas yang terlibat dalam penembakan 4 April," ujar Kepala Polisi Grand Rapids Eric Winstrom, melansir Reuters 26 April.

Pernyataan itu muncul hampir dua minggu setelah penegak hukum membuat rekaman video pembunuhan itu tersedia untuk umum. Winstrom menambahkan, departemen akan merilis lebih banyak informasi mengenai insiden itu akhir pekan ini.

Schurr saat ini sedang dalam cuti administratif, karena Polisi Negara Bagian Michigan menyelidiki apakah dia harus menghadapi tuntutan pidana. Departemen itu tidak mengatakan berapa lama dia bertugas di kepolisian, meskipun media lokal MLive melaporkan dia telah bekerja di departemen itu selama tujuh tahun.

Keluarga Lyoya meminta pihak berwenang untuk memecat petugas dari kepolisian dan mengajukan tuntutan pidana terhadapnya.

Lyoya, yang mengemudi pada 4 April, diberhentikan oleh petugas yang mengatakan, plat nomor dan kendaraan digunakan tidak cocok, menurut video yang dirilis.

Video menunjukkan Lyoya melangkah keluar dari mobil dan tampak bingung ketika polisi berulang kali meminta SIM, memerintahkannya untuk kembali ke dalam kendaraan.

Lyoya kemudian mencoba untuk pergi saat petugas mencoba memborgolnya. Setelah pengejaran singkat, kedua pria itu bergulat di halaman, pada satu titik bergulat dengan pistol setrum petugas.

Schurr kemudian menarik senjatanya saat berada di atas Lyoya dan menembakkan satu tembakan di belakang kepalanya, rekaman video menunjukkan.

Seorang ahli patologi forensik yang melakukan otopsi independen pada Lyoya mengatakan, dia ditembak sekali oleh pistol yang dipegang di bagian belakang kepalanya.

Kematian Lyoya, seorang pengungsi Kongo, memicu protes di Grand Rapids oleh para aktivis yang mengatakan itu merupakan contoh terbaru dari kekerasan polisi terhadap pemuda kulit hitam.

Pengacara hak-hak sipil Ben Crump datang untuk mewakili keluarga Lyoya. Sementara aktivis hak-hak sipil Al Sharpton menyampaikan pidato untuk Lyoya pada Hari Jumat.

"Itu sekarang menjadi bukti ilmiah dari pembunuhan tragis ini di mana keluarganya percaya adalah sebuah eksekusi," ujar Crump tentang otopsi.