Pasukan Rusia Coba Serbu Azovstal Meski 'Dilarang' Presiden Putin, Komandan Marinir Ukraina: Situasinya Memburuk dengan Cepat
JAKARTA - Pasukan Rusia berusaha menyerbu pabrik baja Azovstal yang dikuasai Ukraina di kota tenggara Mariupol yang terkepung pada Minggu, kata para pejabat Ukraina, meskipun ada komentar Presiden Rusia Vladimir Putin pekan lalu bahwa kompleks itu tidak perlu diambil alih.
Komando angkatan bersenjata Ukraina menulis di Facebook, pasukan Rusia menembak dan melakukan operasi ofensif di daerah Azovstal, serta melakukan serangan udara terhadap infrastruktur sipil.
Serhiy Volyna, komandan pasukan brigade Marinir ke-36 Ukraina di Mariupol, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan seorang anggota parlemen oposisi yang ditayangkan di YouTube pada Hari Minggu, Rusia menyerang kompleks itu dengan pemboman udara dan artileri.
"Kami mengalami korban korban, situasinya kritis. Kami memiliki sangat banyak orang yang terluka, (beberapa) sekarat, ini (situasi) yang sulit dengan senjata, amunisi, makanan, obat-obatan, situasinya memburuk dengan cepat," kata Volyna, berbicara dari lokasinya di pabrik, melansir Reuters 25 April.
Sementara itu, Konstantin Ivaschenko, pejabat yang ditunjuk sebagai walikota Mariupol oleh Rusia tetapi tidak diakui oleh Ukraina, membantah adanya pertempuran yang terjadi di kota itu, dalam komentar yang dilaporkan oleh outlet berita Rusia TASS pada Hari Minggu.
Reuters tidak dapat memverifikasi informasi Ukraina atau Rusia secara independen.
Pabrik baja Azovstal adalah benteng utama Ukraina yang tersisa di Mariupol, sebuah kota yang telah mengalami pemboman berkelanjutan sejak dimulainya invasi Rusia pada 24 Februari.
Sebelumnya pada Hari Minggu, penasihat Presiden Ukraina Oleksiy Arestovych menulis di Facebook, "pasukan Rusia berusaha untuk menghabisi para pembela Azovstal dan lebih dari 1.000 warga sipil yang bersembunyi di pabrik".
Rusia membantah menargetkan warga sipil dalam apa yang disebutnya "operasi militer khusus" untuk demiliterisasi dan "denazifikasi" Ukraina.
Kemudian pada Hari Minggu, Arestovych mengatakan dalam pidato video yang dirilis oleh kantor presiden, Ukraina menawarkan kepada Rusia putaran negosiasi "khusus" yang akan diadakan di Mariupol, untuk membahas nasib warga sipil dan pasukan Ukraina yang masih terjebak di kota itu.
Negosiasi akan dimaksudkan untuk menetapkan gencatan senjata segera di Mariupol, koridor kemanusiaan "beberapa hari", dan pembebasan atau pertukaran pejuang Ukraina yang terperangkap di pabrik Azovstal, terang Arestovych.
Diketahui, pasukan Rusia mengepung pabrik Azovstal pada awal Maret dan secara bertahap menguasai sebagian besar kota.
Kamis lalu, Presiden Putin menyatakan Mariupol telah 'dibebaskan' dan secara terbuka mengatakan kepada Menteri Pertahanan Sergei Shoigu, untuk membatalkan penyerbuan pabrik Azovstal guna menyelamatkan nyawa tentara Rusia.
Baca juga:
- Helm dan Rompi Pelindung Balistik yang Dipakai Presiden Zelensky serta Pengawalnya Buatan Turki, Dipesan Secara Khusus
- Inggris Jatuhkan Sanksi Terhadap Jenderal Rusia, Termasuk Komandan yang Diduga Terlibat Pembantaian Bucha
- Ledakan Guncang Masjid Syiah di Afghanistan Utara: 11 Orang Tewas, ISIS Klaim Bertanggung Jawab
- Perintah Tegas Presiden Putin ke Menhan Shoigu: Batalkan Penyerbuan ke Pabrik Mariupol, Blokir hingga Lalat Tidak Bisa Masuk
Sebagai gantinya, Presiden Putin mengatakan pabrik itu harus 'diblokir sehingga tidak ada seekor lalat pun yang bisa masuk atau keluar.
"Saya menganggap usulan penyerbuan zona industri tidak perlu," katanya kepada Menteri Pertahanan Sergei Shoigu dalam pertemuan yang disiarkan televisi di Kremlin pekan lalu.
"Aku memerintahkanmu untuk membatalkannya," tegasnya.
"Tidak perlu naik ke katakombe ini dan merangkak di bawah tanah melalui fasilitas industri ini. Blokir kawasan industri ini sehingga seekor lalat pun tidak bisa masuk," tandasnya.
Menhan Shoigu memperkirakan 2.000 pejuang Ukraina masih berada di dalam pabrik. Presdiden Putin meminta mereka untuk menyerah, dengan mengatakan Rusia akan memperlakukan mereka dengan hormat.