Polisi Ajari Santri di Ponpes Al Ghifari Kulon Progo Supaya Tak Terpapar Paham Radikal
JAKARTA - Polisi mendatangi Pondok Pesantren Al Ghifari Desa Sidorejo, Kulon Progo, Yogyakarta. Polisi ingin menyosialisasikan kontra radikal supaya para santri di sini tidak terpapar paham radikal.
Kasubag Opini dan Evaluasi Biro Penerangan Masyarakat Humas Polri, AKBP Erlan Munaji, menjelaskan sosialisasi ini untuk memberi pengetahuan dan edukasi bagaimana cara membentengi diri supaya tidak terpapar paham radikal.
"Paham radikal ini sudah mulai merebak tidak hanya di kalangan dewasa, tapi juga kalangan muda sehingga kami berkewajiban memberikan pandangan dan pengetahuan supaya tidak terpapar paham radikal dengan metode-metode yang sudah maju saat ini," kata Erlan, Rabu 20 April.
Polisi memilih Pondok Pesantren Al Ghifari karena santrinya cukup banyak dan salah satu ponpes terbaik di Kulon Progo. Ia berharap dapat memberikan pemahaman kepada santri di ponpes tersebut dan ponpes lain di Kulon Progo.
"Sosialisasi ini merupakan Program Divisi Humas Polri untuk memberikan pengetahuan kontra radikal yang dicanangkan Presiden dalam rangka mencegah paham radikal yang sudah menyasar kalangan muda," jelas Erlan dikutip dari Antara.
Sementara itu, Pimpinan Pondok Pesantren Al Ghifari Kulon Progo Sandiman Nur Hadi Widodo mengatakan sosialisasi kontra radikal yang dilaksanakan Divisi Humas Polri sangat positif dan sejalan dengan Ponpes Al Ghifari.
"Sosialisasi kontra radikal ini sangat kami butuhkan. Kami berharap tidak hanya di Ponpes Al Ghifari, tapi juga di ponpes-ponpes lain di Kulon Progo," katanya.
Baca juga:
- Aturan Lengkap Mudik Lebaran 2022, Termasuk untuk Pemudik dari Luar Negeri, Silakan Simak!
- Gubernur Bengkulu Izinkan ASN Pakai Mobil Dinas untuk Mudik Asal Tak Keluar Provinsi: Tidak Mungkin Kepala OPD Naik Angkutan Umum
- Wagub DKI Imbau Calon Pemudik Segera Vaksinasi Penguat
- Wali Kota Medan Ajak Warga Vaksinasi Jelang Mudik
Ia berharap santri yang menimbal ilmu di Ponpes Al Ghifari mampu memahami apa yang disampaikan narasumber Muhammad Nasir Abbas supaya tidak terjerumus paham radikalis atau paham-paham lain yang bertentangan dengan pemerintah.
"Kami sendiri secara rutin memberikan pemahaman tentang paham radikal dan meminta mereka tidak terpapar paham tersebut," katanya.