Ekspor RI Meroket, Pemerintah Sebut Perang Rusia dan Ukraina Tidak Banyak Berpengaruh

JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyebut bahwa kinerja ekspor Indonesia pada periode Maret 2022 meraih hasil yang gemilang dengan bukuan 26,5 miliar dolar AS. Torehan itu melesat 44,3 persen dibandingkan dengan periode yang sama 2021.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Kacaribu mengatakan bahwa capaian ini merupakan prestasi tersendiri di tengah situasi geopolitik dunia yang sedang bergejolak. Meski demikian, Febrio mengklaim hal tersebut bukan menjadi faktor penghalang dalam kinerja ekspor RI.

“Secara umum, ketegangan Rusia dan Ukraina tidak berpengaruh secara langsung terhadap kinerja ekspor impor Indonesia, mengingat kedua negara tersebut bukan merupakan major trading partner bagi kita,” ujarnya dalam keterangan pers, Rabu, 20 April.

Menurut Febrio, nilai ekspor terus bertumbuh seiring pergerakan harga komoditas global yang masih berada pada tren peningkatan sejak 2021 dan kini semakin tereskalasi karena terjadinya konflik geopolitik.

“Pertumbuhan ekspor diharapkan berkontribusi positif terhadap perekonomian Indonesia 2022 yang saat ini juga semakin solid pemulihannya. Meningkatnya ekspor akan berdampak pada aktivitas investasi dan konsumsi domestik,” tutur dia.

Lebih lanjut, anak buah Sri Mulyani itu memproyeksi jika pemulihan ekonomi Indonesia terjaga bahkan diperkirakan menguat di 2022. Kata dia, ekspor menjadi driver utama kinerja pertumbuhan ekonomi 2021 pada saat konsumsi rumah tangga mengalami tekanan akibat pandemi.

“Memasuki tahun 2022, selain semakin menguatnya aktivitas konsumsi dan investasi seiring dengan keberhasilan pengendalian gelombang omicron, kontribusi ekspor pada pertumbuhan ekonomi kuartal I 2022 juga diperkirakan cukup signifikan,” tegasnya.

Sebagai informasi, per 18 April 2022 untuk dua komoditas ekspor terbesar yaitu batubara dan minyak nabati, harganya meningkat masing-masing sebesar 82,3 persen dan 26 persen. Hal ini juga diperkirakan membawa dampak pengganda ke kinerja sektor-sektor terkait di dalam negeri.

Adapun, proyeksi ekspor diperkirakan akan terus menguat dan menopang neraca perdagangan indonesia seiring tren peningkatan harga komoditas yang masih akan berlangsung.

“Pemerintah akan terus memantau dan memastikan ketersediaan energi dan pangan untuk kebutuhan domestik di tengah tingginya harga komoditas global,” tutup Febrio.