Lagi-Lagi Trump Langgar Aturan Facebook dan Twitter Soal Klaim COVID-19
JAKARTA - Setelah sebelumnya membuat heboh jagat media sosial kalau dirinya terinfeksi COVID-19, kini Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali menghadapi teguran dari jejaring media sosial Facebook dan Twitter.
Bagaimana tidak, Trump memposting yang mengklaim bahwa "COVID-19 jauh lebih mematikan daripada flu." Awalnya ia sampaikan hal itu di Twitter, tak lama ia juga mengunggahnya ke Facebook.
Karena dinilai melanggar kebijakan platform media sosial, Facebook langsung menghapus postingan Trump dan menyatakan bahwa mereka "(Menghapus) informasi yang salah tentang tingkat keparahan COVID-19, dan sekarang telah menghapus posting ini."
Baca juga:
Begitupun juga Twitter yang langsung menyembunyikan tweet tersebut dan memberikan label peringatan yang mengatakan bahwa itu melanggar aturan platform dengan menyebarkan informasi yang salah atau berbahaya tentang COVID-19.
"Kami menempatkan pemberitahuan kepentingan publik di Tweet ini karena melanggar Kebijakan Informasi Menyesatkan COVID-19 kami dengan membuat klaim kesehatan yang menyesatkan tentang COVID-19," ungkap juru bicara Twitter seperti dikutip dari Tech Crunch, Rabu 7 Oktober.
Sejatinya, menghapus salah satu postingan presiden jarang terjadi, tetapi itu bukan yang pertama bagi Facebook. Pada Agustus lalu, Facebook pernah menghapus video yang dibagikan Trump yang mengklaim bahwa anak-anak kebal terhadap COVID-19. Potongan video tersebut awalnya ditayangkan di Fox News.
Sedangkan di Twitter, postingan itu telah menjangkau banyak pengguna dengan mendapatkan 59.000 retweet dan 186.000 like. Twitter tak mungkin menghapusnya, ia hanya melabeli tweet tersebut dengan peringatan terbatas, yang artinya tidak bisa lagi di reply, retweet maupun like.
Sebagaimana diketahui, Facebook dan Twitter sama-sama membuat kebijakan baru untuk mengatasi penyebaran informasi yang salah terkait pandemi awal tahun ini.
Pada awal pandemi, klaim palsu bahwa COVID sebanding dengan flu adalah pernyataan umum dari Trump dan sekutunya, yang ingin meremehkan tingkat keparahan virus. Tetapi setelah berbulan-bulan virus menyebar di seluruh masyarakat AS, klaim bahwa COVID-19 seperti flu adalah kebohongan yang bahkan lebih mencolok dari apapun.