Ogah Interpelasi Formula E Dilanjutkan, Gerindra: Seperti Arwah Penasaran, Sudah Mati Tak Perlu Dibangunkan Lagi
JAKARTA - Anggota Fraksi Gerindra DPRD DKI Jakarta mengangggap proses interpelasi Formula E tak perlu dilanjutkan. Syarif memandang usulan ini telah mandek dan tak bisa dijalankan kembali.
Mengingat, dalam proses interpelasi Formula E sebelumnya, tujuh fraksi di DPRD DKI menyatakan penolakannya. Bahkan, mereka sempat melaporkan Ketua DPRD DKI ke Badan Kehormatan DPRD DKI karena menggelar rapat paripurna interpelasi.
"Interpelasi itu seprti arwah penasaran dalam tanda petik. Orang sudah mati dibangunkan lagi. Seharusnya tidak perlu, horor menyeramkan. Kalau melihat rasionalitas politik, tidak mungkin lagi," kata Syarif saat dihubungi, Minggu, 17 April.
Syarif mengaku usulan hak bertanya kepada Gubernur DKI Jakarta terkait masalah tertentu, dalam hal ini penggunaan anggaran Formula E adalah hak anggota dewan. Namun, melihat peta sikap politik DPRD DKI, interpelasi tak akan berhasil dijalankan.
Lagipula, jika ingin mempertanyakan anggaran commitment fee Formula E dari APBD, PDIP dan PSI cukup bersurat kepada Gubernur DKI Anies Baswedan. Sehingga, tugas-tugas DPRD dalam melakukan pengawasan tak terhambat hanya kerena menjalankan interpelasi.
"Kan ada cara lain, bersurat saja kepada gubernur lalu gub menjawab. Kemudian penyusunan RKPD harus diselesaikan bulan Juli. Harus dibahas eksekutif dan legislatif. Kalau mau dipaksakan, ya akan begitu lagi," ucap dia.
Sebelumnya, Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi memutuskan akan menggelar rapat Badan Musyawarah (Bamus) dengan agenda menentukan jadwal rapat paripurna penentuan interpelasi Formula E.
Proses usulan interpelasi ini, kata Prasetyo, diputuskan berlanjut setelah dirinya didatangi Fraksi PDIP DPRD DKI. Selain itu, dirinya juga diputus tak melanggar etik oleh Badan Kehormatan (BK) DPRD DKI karena menggelar rapat paripurna interpelasi beberapa bulan lalu.
Hari ini saya kedatangan Ketua Fraksi dan Sekretaris Fraksi (PDIP) untuk mempertanyakan setelah selesainya masa pemeriksaan BK. Jadi, akan saya laksanakan, nanti akan saya bamuskan secepat mungkin. Bisa besok, bisa lusa," kata Prasetyo di Gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu, 13 April.
Baca juga:
- Usut Kasus Perampokan Bank BJB, Polisi Bakal Panggil Pimpinan Bank Tempat Pelaku Bekerja
- Cegah Aksi Kriminalitas, Kak Seto Minta Pemerintah Siapkan Ruang Ekspresi untuk Anak
- Ribuan Umat Kristiani Biak Pawai Obor Fajar Paskah
- Jadi Satu-Satunya BPD yang Masuk World's Best Bank Forbes, Bank DKI Makin Semangat Garap Perbankan Digital
Meskipun saat ini pembangunan sirkuit Formula E terus berjalan, bahkan pengaspalan sudah rampung, hal ini tak menyurutkan niat PDIP untuk kembali menggulirkan interpelasi.
Sebab, interpelasi adalah hak bertanya DPRD kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Dalam hal ini, DPRD akan meminta transparansi Anies terhadap commitment fee sebesar Rp560 miliar yang digelontorkan dari APBD DKI, proses pinjaman kepada Bank DKI, hingga studi kelayakan penyelenggaraan Formula E.
"Saya kan perwakilan rakyat yang dipilih oleh rakyat, sebagai anggota dewan. Ada satu situasi temuan audit BPK. Saya tanya di forum resmi, namanya interpelasi. Mau mempertanyakan sama dia. Kalau dia bisa hargai orang, saya juga bisa hargai dia, begitu juga sebaliknya," ungkap Prasetyo.