NASA Akhir Tahun Ini Bakal Uji Coba Ketapel Canggih yang Bisa Lempar Muatan ke Luar Angkasa
JAKARTA - NASA segera menguji peluncur kinetik milik startup SpinLaunch, akselerator melingkar raksasa yang bertujuan untuk menembakkan satelit seberat 200 kilogram ke luar angkasa.
Startup yang berbasis di California, Amerika Serikat (AS) itu bertujuan untuk mengembangkan Sistem Peluncuran Akselerator Suborbital, yang akan diuji coba terbang pada akhir tahun ini bersama NASA, dengan harapan bisa meluncurkan muatan orbital pertama pada 2025.
Cara kerja peluncur tersebut adalah memutar lengan serat karbon dengan kecepatan hingga 8.000 kilometer per jam (5.000 mph) dalam ruang vakum baja berdiameter 91 meter.
Dengan kecepatan hipersonik, akan mendorong kendaraan peluncuran yang berisi satelit ke langit, memungkinkannya mencapai orbit lebih cepat daripada roket konvensional.
Melansie ZDNet, Rabu, 13 April, setelah di atas stratosfer, muatan akan menyebarkan sejumlah kecil propulsi untuk memberikan dorongan terakhir mencapai posisi yang diperlukan di orbit.
Baca juga:
SpinLaunch mengklaim sistemnya tidak memerlukan ilmu material atau teknologi yang sangat modern, dan dapat dibangun menggunakan perangkat keras industri yang ada dan bahan yang tersedia secara umum. Jika berhasil, sistem itu bisa mengurangi biaya pengiriman muatan ke orbit.
“SpinLaunch menawarkan penerbangan suborbital unik dan layanan pengujian berkecepatan tinggi, dan perjanjian peluncuran baru-baru ini dengan NASA menandai titik perubahan penting karena SpinLaunch mengalihkan fokus dari pengembangan teknologi ke penawaran komersial,” ujar pendiri dan CEO SpinLaunch, Jonathan Yaney.
“Apa yang dimulai sebagai ide inovatif untuk membuat ruang lebih mudah diakses telah terwujud menjadi pendekatan yang matang secara teknis dan mengubah permainan untuk diluncurkan," imbuhnya.
SpinLaunch melakukan uji terbang pertama dari sistem peluncurannya pada Oktober 2021 dari situs pengujiannya di Spaceport America di New Mexico.
Benda-benda yang telah terlempar ke langit memiliki kecepatan lebih dari 1.600 kilometer per jam, meskipun belum ada yang mencapai orbit.