Maraknya Tawuran Pelajar, Pemkab Bantul Minta Orang Tua Awasi Anak
JAKARTA - Pemerintah Kabupaten Bantul meminta orang tua mengantisipasi kenakalan anak seperti aksi tawuran. Orang tua diminta awasi anak saat yang keluar rumah hingga larut malam.
"Terkait dengan kenakalan anak antisipasi sudah koordinasi dengan masing-masing kepala sekolah agar koordinasikan dengan orang tua untuk selalu mengawasi anak anak kita," kata Kepala Balai Pendidikan Menengah (Dikmen) Bantul Ismunardi di Bantul, Kamis 7 April, dikutip dari Antara.
Langkah tersebut dilakukan menyusul adanya sejumlah peristiwa kejadian kejahatan jalanan di Bantul dan Yogyakarta yang melibatkan anak atau pelajar menengah atas, termasuk tawuran antar-kelompok remaja yang digagalkan kepolisian resor setempat.
Dia mengatakan, komunikasi dan koordinasi juga dilakukan dengan kepolisian, untuk bersama-sama mengatasi masalah yang kini menjadi perhatian ini, dengan patroli polisi pada malam hari mencegah kenakalan anak dan kejadian yang meresahkan masyarakat.
"Kita selalu koordinasi erat dengan orang tua lewat paguyuban kelas, wali kelas dengan orang tua. Harapan kita anak-anak bisa terkontrol pergaulan-pergaulan, anak anak kalau di luar jam sekolah, mestinya menjadi kontrol bersama, tidak hanya sekolah, tapi masyarakat maupun orang tua," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Bantul Isdarmoko mengaku prihatin dengan kejadian tawuran yang melibatkan anak sekolah di Bantul, apalagi kegiatan yang dinilai meresahkan masyarakat itu dilakukan bertepatan dengan bulan Ramadan 1443 Hijriah.
"Saya dari Dinas Dikpora Bantul, pertama merasa prihatin dengan kejadian itu, karena di bulan Ramadan yang mestinya diisi dengan kegiatan-kegiatan ibadah peningkatan iman dan takwa, bahkan ini menjelang sahur, begitu konyol sekali itu," katanya.
Dia mengatakan, apalagi khusus siswa SMP kelas tiga, minggu depan akan menghadapi ujian sekolah, berikutnya usai Lebaran 2022 ada ASPD (asesmen standarisasi pendidikan daerah), sehingga yang dilakukan itu sangat kontradiktif dengan yang harus disiapkan menghadapi kegiatan di sekolah.
"Dua hal ini jadi keprihatinan kami. Sehingga saya sangat mendukung langkah tegas oleh kepolisian, karena kita harus melaksanakan tindakan secara terukur, adil dan bijaksana karena ini sangat meresahkan," katanya.
Baca juga:
- "Membangun Negara Pakai Sistem Nabi Muhammad Hukumnya Haram", Kata Mahfud MD Setelah Dinilai Ceramahnya Blunder Oleh Imam Masjid di New York
- 5 Daerah Termiskin di Sulawesi Selatan: Jeneponto, Pangkep, Luwu Utara, Luwu, dan Enrekang
- Reog Ponorogo Diusulkan ke UNESCO, Menko PMK: Segera Siapkan Berkas, Malaysia Juga Mengajukan
- Amien Rais Nilai Jokowi dan Luhut Ugal-ugalan, Sarankan Cek Kondisi Kejiwaan ke Psikolog
Dia juga berharap, anak SMP dan SMA yang terlibat tawuran sadar dari tindakan yang meresahkan masyarakat itu, dan berubah dengan kegiatan positif yang dapat mengasah kecerdasan, bahkan kepemimpinan, karena pelajar adalah generasi muda yang akan menerima estafet kepemimpinan bangsa dan negara.
Pihaknya juga mohon kepada orang tua agar kejadian tersebut menjadi perhatian bersama, dan bersama melakukan pencegahan. Dia juga tidak menyalahkan siapa-siapa, tetapi ini merupakan tanggungjawab bersama.
"Kami dinas bertanggungjawab, tapi orang tua juga harus tanggungjawab karena kejadian ini dini hari, orang tua harusnya 'opyak' kenapa anak tidak di rumah, perginya kemana. Saya berharap dari kejadian ini akan menjadi sinergi yang lebih ketat, lebih baik lagi ke depan sehingga bisa kita tangani bersama-sama," pungkasnya.