Pembantaian Babi Yar yang Jadi Luka Abadi Kaum Yahudi
JAKARTA - Babi Yar adalah jurang di pinggiran Kiev. Di sana, Jerman membunuh sedikitnya 33 ribu lebih orang Yahudi. Peristiwa tersebut juga dikenal sebagai peristiwa pembantaian Babi Yar. Saat ini Babi Yar telah menjadi simbol pembunuhan mengerikan orang Yahudi oleh Nazi. Dan hingga kini dunia gagal mengakui tragedi yang menimpa orang Yahudi ini.
Delapan dekade lalu, Wehrmacht, tentara Nazi Jerman sibuk menyerang dan menaklukkan bagian Eropa sambil membunuh jutaan orang Yahudi dan anggota minoritas lainnya di kamp kematian dan kamp kerja paksa. Mereka juga melakukan pembantaian di jalanan, di hutan, dan lokasi lainnya.
Pada 19 September 1941, tentara Jerman berhasil merebut Kiev, Ukraina. Dalam seminggu, sejumlah bangunan yang ditempati militer Jerman diledakkan oleh polisi rahasia Uni Soviet. Sebagai balasannya, Jerman melanjutkan pembunuhan semua orang Yahudi di Kiev.
Melansir Berlin Spectator, Rabu, 30 September, sekitar 150 ribu orang Yahudi di Kiev melarikan diri sebelum Jerman datang. Marsekal Lapangan Walter Karl Ernst August von Reichenau dan anak buahnya memutuskan membunuh 50 ribu orang Yahudi yang masih berada di Kiev. Kebanyakan dari mereka adalah ibu dan anak-anak, serta para orang tua. Nazi membenarkan kampanye pembunuhan itu sebagai aksi balas dendam atas ledakan yang dilakukan Uni Soviet.
Nazi menyamarkan tindakannya sebagai 'evakuasi semua orang Yahudi' di kota. Pada 28 September 1941, Nazi memasang pemberitahuan di dinding di seluruh Kiev. Mereka mengatakan semua orang Yahudi perlu berkumpul pada 29 September 1941 di dekat stasiun kereta. Mereka harus mengenakan pakaian hangat dan membawa dokumen, barang berharga, serta uang mereka. Siapapun yang tidak mengikuti perintah akan ditembak, kata pengumuman tersebut.
Pembantaian 36 jam
Pemberitahuan itu tidak mengatakan bahwa semua orang Yahudi yang mematuhi perintah tersebut akan dibawa ke Babi Yar dan dibunuh, termasuk bayi, anak-anak dari segala usia, serta para orang tua dan lanjut usia. Pengumuman tersebut juga tidak menyebutkan bahwa ini akan menjadi salah satu pembantaian terburuk yang dilakukan oleh Nazi Jerman dalam perang yang sedang berlangsung.
Sesampai di lokasi, orang-orang Yahudi diperintahkan melepas semua pakaiannya. Dina Pronicheva adalah salah satu dari sedikit yang selamat. Kisahnya tentang kejadian di Babi Yar menggambarkan kejahatan paling mengerikan di Bumi.
“Mereka berbaring di atas orang yang terbunuh dan menunggu tembakan dari atas. Kemudian kelompok berikutnya datang. Selama tiga puluh enam jam, orang-orang Yahudi datang untuk mati,” kata Dina Pronicheva.
Dina Pronicheva dapat selamat dengan berpura-pura mati ketika pasukan Nazi menembak semua orang yang masih bergerak. Kemudian dia berhasil merangkak keluar dari bawah tumpukan jasad. Ia juga merangkak melewati tanah yang menutupi para korban.
Baca juga:
“Beberapa orang meninggal saat memikirkan orang lain, seperti ibu yang meminta untuk ditembak bersama putrinya yang bernama Sara berusia 15 tahun. Sampai saat terakhir, ia khawatir. Jika dia melihat putrinya ditembak, dia tidak perlu menyaksikan anaknya diperkosa. Seorang ibu telanjang lainnya menghabiskan saat-saat terakhirnya untuk menyusui bayinya. Saat bayi yang baru lahir dilempar hidup-hidup, dia ikut melompat," lirihnya.
Sebanyak 33.771 orang Yahudi ditembak dalam waktu 36 jam. Angka tersebut adalah bagian dari 'laporan peristiwa' yang diajukan. Orang Yahudi yang belum mati dikuburkan hidup-hidup ketika Nazi meledakkan tepi jurang Babi Yar.
Antara 1941 dan 1943, ribuan lebih orang Yahudi, pejabat Uni Soviet, dan tawanan perang dieksekusi di Babi Yar dengan cara yang sama. Ketika tentara Jerman mundur dari Uni Soviet, Nazi berusaha menyembunyikan bukti pembantaian dengan mengubur mayat dan membakarnya dalam tumpukan kayu besar. Banyak saksi mata dan bukti lainnya, bagaimanapun, membuktikan kekejaman di Babi Yar merupakan simbol penderitaan orang Yahudi dalam Holocaust.