Erick Thohir Sebut 31 Persen Kaum Milenial di Indonesia Belum Punya Rumah

JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan bahwa sebagian kaum muda atau milenial belum memiliki hunian. Padahal, mereka disebut bakal menjadi penopang ekonomi nasional. Hal tersebut karena berkaitan dengan potensi bonus demografi yang didominasi kamu muda beberapa tahun ke depan.

"Menurut data 31 persen milenial di Indonesia belum memiliki rumah. Padahal generasi milenial akan menjadi salah satu penopang ekonomi Indonesia dengan adanya bonus demografi," katanya dikutip dari Instagram resminya @erickthohir, Senin, 03 April.

Untuk menjawab persoalan ini, Erick Thohir memberikan solusi. Salah satunya adalah melalui kolaborasi antar perusahaan pelat merah.

"Kami berinisiatif untuk membantu menyediakan hunian yang mudah diakses dari pusat kota dengan transportasi publik dengan harga terjangkau bagi generasi milenial," jelasnya.

Lebih lanjut, Erick mengatakan bahwa melalui hunian yang disediakan tersebut diharapkan akan mampu mengakselerasi pertumbuhan ekonomi.

"Hunian seperti ini dapat membantu kami mewujudkan pemerataan dan mempercepat pertumbuhan ekonomi," ucapnya.

BUMN berkolaborasi hadirkan solusi kebutuhan rumah

Diberitakan sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir memberikan one stop solution kepada milenial dan Gen Z, untuk memenuhi perumahan perumahan. Hal tersebut setelah melihat kenyataan bahwa milenial dan Gen Z membutuhkan layanan tersebut.

Karena itu, Erick mendorong sinergisitas PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dengan BUMN-BUMN lainnya Perumnas, KAI, BUMN Karya, bahkan PLN dan Telkom untuk memberikan one stop solution atas kebutuhan hunian bagi milenial.

"Solusi yang ditawarkan ini bagaimana kita mensinergikan tanah yang disediakan oleh PT Kereta Api, Perumnas yang membangun dibantu oleh BUMN Karya, BTN yang memberikan financing dibantu oleh Jasa Keuangan, PLN dan Telkom bersinergi memberikan solusi yang terbaik," ujar Erick.

Menteri BUMN menilai perumahan merupakan masalah krusial di seluruh dunia, termasuk Indonesia dengan populasi lebih dari 273 juta jiwa. Untuk itu, perlu dicarikan one stop solution agar kebutuhan perumahan bisa terpenuhi tidak hanya untuk milenial tetapi juga juga generasi Z atau Gen Z.

"Kita tidak bicara lagi milenial tapi juga Gen Z yang jumlahnya 53 persen dari total penduduk yang mengalami disrupsi teknologi, lapangan pekerjaan berubah, kesempatan berusaha berubah. Pemerintah harus dan pasti hadir agar Gen Z mendapat fasilitas terbaik tidak hanya bagi pekerjaannya tapi juga rumah tinggal sebagai kebutuhannya," kata Erick.