Perusahaan Menara dari Grup Djarum Milik Konglomerat Hartono Bersaudara Dapat Pinjaman Rp1,43 Triliun dari BTPN, Untuk Apa?

JAKARTA - Perusahaan menara dari Grup Djarum, PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR) memperoleh fasilitas pinjaman sebesar 100 juta dolar AS atau setara Rp 1,43 triliun dari PT Bank BTPN Tbk (BTPN). Pinjaman tersebut akan digunakan emiten milik konglomerat Hartono Bersaudara ini untuk mendukung kebutuhan umum induk usahanya, PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo).

Sekretaris Perusahaan SUPR A Ardityo Budi Susetiatmo menyampaikan bahwa Protelindo selaku peminjam dan BTPN sebagai pemberi pinjaman telah melakukan penandatanganan perjanjian fasilitas pada 30 Maret 2022.

"Jumlah pinjaman sejumlah 100 juta dolar AS untuk mendukung kebutuhan perusahaan Protelindo dengan jangka waktu 84 bulan sejak tanggal penarikan awal," kata Ardityo dalam keterangan tertulis, dikutip Senin 4 April.

Selain meneken perjanjian fasilitas, pada transaksi yang berlangsung 30 Maret 2022 tersebut juga ditandatangani perjanjian penanggungan perusahaan antara BTPN sebagai penerima jaminan dengan PT Iforte Solusi Infotek dan SUPR sebagai pemberi jaminan.

Dengan demikian, sebagai anak usaha dari Protelindo baik Iforte maupun SUPR akan bertindak sebagai penjamin kewajiban Protelindo sehubungan dengan perjanjian fasilitas tersebut. Adapun nilai penanggungan perusahaan sebesar 80 persen atau lebih dari 50 persen ekuitas perseroan sebesar Rp1,86 triliun per 30 September 2021.

Penanggungan perusahaan merupakan transaksi material yang dikecualikan karena merupakan pemberian jaminan kepada bank. Sedangkan penandatanganan penanggungan perusahaan oleh Iforte dan perseroan merupakan transaksi afiliasi.

Menurut Ardityo, struktur pemberian pinjaman dengan konsep pemberian pertanggungan oleh Iforte dan SUPR akan memungkinkan bagi Protelindo untuk memperoleh pembiayaan dengan syarat dan kondisi yang lebih baik.

Pasalnya, kata dia, perjanjian penanggungan tersebut mustahil dapat tercapai bilamana Iforte dan Perseroan bukanlah pihak terafiliasi. Karena itu, dirinya berharap, pemberian fasilitas ini dapat menunjang kegiatan usaha Protelindo yang secara konsolidasi juga akan berdampak positif bagi SUPR.

Sebelumnya, perseroan telah menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) pada 2022 sekitar Rp700 miliar yang rencananya bakal difokuskan untuk mengembangkan bisnis inti pada tahun ini.

Direktur Utama SUPR Juliawati Tbk Gunawan Halim mengatakan, anggaran belanja modal tahun ini akan digunakan untuk menambah jumlah menara hingga 400 menara dan tenant 600-700. Hingga akhir Desember 2021, perseroan telah memiliki sekitar 6.900 menara dan 12.800 tenancy.