Zelenskyy Sebut Rusia Pasang Ranjau Bom di Lingkungan Rumah Warga Sipil Ukraina Hingga Mayat di Jalan

JAKARTA - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengklaim Rusia meninggalkan jebakan berupa ranjau bom di banyak wilayah di Ukraina, termasuk lingkungan warga sipil bertempat tinggal bahkan ditempatkan di dalam mayat.

Tentara Rusia diketahui mulai menarik diri dari beberapa daerah di Ukraina dan utamanya ibu kota Kyiv pada Senin 28 April.

"Mereka menaruh ranjau di seluruh wilayah. Mereka menaruh ranjau di rumah, peralatan pertambangan, bahkan di mayat orang yang terbunuh. Ada banyak kabel trip, banyak bahaya lainnya,” kata Zelenskyy, dikutip dari News.com.au, Minggu 3 April.

Zelenskyy menyampaikannya setelah menolak untuk berkomentar apakah dirinya memerintahkan serangan udara di tanah yang diduduki Rusia saat ribuan pengungsi dari Mariupol dan kota-kota lain di Ukraina tenggara dievakuasi keluar daerah konflik.

Sementara ribuan pengungsi yang menumpangi puluhan bus tersebut dilaporkan telah berada tiba di Zaporizhzhia pada Jumat malam waktu setempat. Ini menjadi evakuasi warga sipil terbesar dari kota yang diduduki Rusia di Ukraina sejak perang terjadi, demikian pernyataan Palang Merah Internasional.

Saat rombongan bus itu memasuki pusat perbelanjaan di pinggiran Zaporizhzhia, beberapa pengungsi menangis lega karena kembali ke wilayah yang dikuasai Ukraina.

“Kami menangis ketika kami mencapai daerah ini. Kami menangis ketika kami melihat tentara di pos pemeriksaan dengan lambang Ukraina di lengan mereka,” kata Olena, yang menggendong putrinya yang masih kecil, kepada AFP.

“Rumah saya hancur. Saya melihatnya di foto. Kota kami sudah tidak ada lagi,” sambungnya.

Mariupol telah mengalami kehancuran total sejak invasi Rusia ke Ukraina. Makanan dan air sulit diakses karena daerah tersebut mengalami pemboman berat.

Pembicaraan damai antara delegasi Rusia dan Ukraina dilaporkan terus dilakukan. Delegasi kedua negara diketahui terus bertemu setiap hari melalui konferensi video selama beberapa pekan terakhir.

Namun, delegasi Rusia memberi peringatan serangan helikopter terhadap depot bahan bakar di Kota Belgorod menjadi penghambat negosiasi damai tersebut.